Ribka Tjiptaning dan “Panggung Sandiwara”

0

Oleh : HAIRUZAMAN
(Editor In Chief Harianexpose.com)

Dunia ini (memang) panggung sandiwara. Demikian petikan syair tembang kenangan yang dilantunkan oleh Penyanyi Legendaris, Ahmad Albar. Julukan ini kiranya tepat untuk disematkan terhadap sosok salah seorang Anggota DPR-RI Fraksi PDIP, Ribka Tjiptaning. Pasalnya, baru-baru ini politisi bergelar dokter ini sempat membuat gaduh publik. Sebab, Ribka dengan lantang menolak untuk divaksinasi sinovac dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Tak pelak lagi, aksi penolakan Ribka untuk di vaksin Sinovac pun belakangan ini mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan. Pasalnya, Ribka dinilai berseberangan dengan kebijakan Presiden Jokowi, yang notabene masih satu partai dengan Ribka yakni PDIP. Padahal sejatinya, apa pun kebijakan Presiden Jokowi, harus didukung penuh oleh Fraksi PDIP terutama yang duduk di Parlemen, termasuk oleh Ribka Tjiptaning sebagai kader partai bermoncong putih tersebut .

Penolakan keras Ribka terhadap vaksinasi sinovac ternyata berbuntut panjang. Belakangan Ribka didepak dari kursinya di Komisi IX yang mengurusi masalah kesehatan ke Komisi VII yang membidangi masalah energi. Atas rotasi itu, Ribka pun bereaksi. Sebab ,Ribka yang notabene berlatar belakang pendidikan sebagai dokter sekarang harus mengurusi masalah energi yang sama sekali tidak berkaitan dengan latar belakang pendidikannya.

Banyak pihak yang berspekulasi bahwa dirotasinya Ribka dari Komisi IX ke Komisi VII tersebut lantaran berkaitan dengan komentarnya yang keras menolak untuk di vaksinasi sinovac dari Negeri Tirai Bambu. Selain Ribka, beberapa orang kader PDIP yang di rotasi antara lain, Ihsan Yunus dari Pimpinan Komisi VIII menjadi anggota Komisi II. Sementara Johan Budi dari Komisi II ke Komisi III.

Sedangkan kader PDIP lainnya yang ikut dirotasi yakni Marinus Gee dari Komisi III ke Komisi XI, dan Gilang Dhielafararez dari Komisi VI ke Komisi III. Ihsan Yunus disebut-sebut diduga kuat terlibat skandal korupsi dana bantuan sosial (Bansos) yang menyeret nama mantan Menteri Sosial, Juliari Peter Batubara dan kini mendekam di hotel prodeo.

Dibalik penolakan keras yang dilakukan oleh Ribka itu, tenyata ada sinyalemen bahwa Ribka merasa sakit hati lantaran tidak terpilih oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Kesehatan. Padahal, pada tahun 2014 silam, nama Ribka sempat muncul ke permukaan dan digadang-gadang sebagai salah satu kandidat Menteri Kesehatan. Akan tetapi, Presiden Jokowi ternyata memilih figur lain Menteri Kesehatan.

Apabila dilihat secara kronologis penolakan Ribka terhadap vaksinasi sinovac itu ternyata ada keterkaitan dengan ambisi besarnya menjadi seorang Menteri Kesehatan. Hanya saja, penulis buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” yang sempat menghebohkan publik itu keinginannya kandas ditengah jalan. Sebab, ternyata Presiden Jokowi lebih memilih figur lain sebagai Menteri Kesehatan ketimbang Ribka Tjiptaning

Tak heran, jika Ribka “bersandiwara” melalui manuver politik yang dilakukannya yang berseberangan dengan kebijakan Presiden Jokowi dengan menolak keras untuk di vaksin sinovac. Publik pun terperangah terhadap aksi “panggung sandiwara” yang dilakukan Ribka ketika mengadakan rapat dengan Menteri Kesehatan beberapa pekan silam.

Aksi “sandiwara” Ribka seolah-olah membela “wong cilik” mengenai dampak vaksin terhadap kesehatan. Sebab, menurut Ribka, vaksin sinovac itu harus di uji coba terlebih dahulu. Ribka pun bahkan lebih memilih untuk didenda ketimbang harus di vaksinasi Covid-19. Bahkan menurut Ribka, pemerintah tak bisa memaksakan kehendak untuk melakukan vaksinasi terhadap rakyat lantaran termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Pasca manuver politik yang dilontarkan Ribka Tjiptaning itu, Sekretaris Jendral PDIP, Hasto Krustiyanto, langsung “cuci piring” dengan meluruskan statment Ribka. Sebab, statment Ribka itu dinilai kontra produktif dan bisa merugikan partai berlambang moncong putih pimpinan Megawati Soekarno Putri itu.

Sebagai Sekretaris Jendral PDIP, Hasto Kristiyanto, memang dikenal bagian “cuci piring” manakala ada kadernya yang dinilai merugikan PDIP sebagai partai penguasa. Bahkan, bukan hanya kepada Ribka saja hal itu dilakukan oleh Hasto. Hanya saja, image publik sudah terlanjur terbentuk dan sulit untuk mengembalikannya.

Debut Ribka Tjiptaning di dunia politik memang menjadi sorotan publik. Apalagi sebelumnya Ribka menulis sebuah buku yang berjudul “Aku Bangga Jadi Anak PKI” yang sempat menghebohkan publik. Sehingga manuver politik yang dilakukan Ribka seolah-olah membela “wong culik” itu sama sekali tak akan mempengaruhi citranya sebgai seorang politisi PDIP.

Rakyat saat ini sudah tahu latar belakang keluarga Ribka Tjiptaning. Sehingga apa pun manuver politik yang dilakukannya sama sekali tidak akan mempengaruhi kreedibitasnya di mata publik.

Publik pun tahu, dibalik sepak terjang manuver politik yang dilakukan oleh Ribka. Sebab, ternyata Ribka sebenarnya tengah “bersandiwara” dihadapan publik seolah-olah ia berpihak pada “wong cilik”. Hal itu dilakukan untuk menaikkan kredibilitasnya di mata publik. Wallahu’alam Bishowab .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *