Jakarta, Harianexpose. com –
AKTRIS Marissa Haque, mengomentari soal disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja (Ciptaker) yang menurutnya gambaran belum merdekanya Indonesia.
Menurutnya, pemerintah seperti tidak menganggap rakyat ada. “UU Omnibus Law Cipta Kerja yang cacat prosedural dan rakus/tamak kata Najwa Sihab @najwashihab barusan di Trans7 @officialtrans7. Petaka Oligarki Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, innalilahi wa inna ilaihi rooojiuuun, rakyat tak pernah dianggap ada!,” tulisnya via akun Instagramnya.
Istri Ikang Fauzi itu menilai disahkannya RRU tersebut masyarakat jadi semakin resah. “Dan saatnya kini bukan hanya mendiamkan kedzaliman yang selalu berkelanjutan terjadi, mungkin melalui “UU dzalim” ini puncaknya,” jelasnya.
Marissa mengatakan UU dzalim dimulai ketika UU Outsourching dibuat saat Presiden Megawati dan kini UU Omnibus Law Cipta Kerja dibuat oleh Presiden Jokowi. “Lengkap sudah kedzaliman liberalisasi kapitalistik malu-malu (munafik) produk per-UU-an dari mereka berdua. Ya Allah, kuatkanlah. Kita belum merdeka!,” sebutnya.
Ibu dua anak ini menekankan bahwa sejatinya Indonesia itu darurat korupsi bukan investasi, sehingga tidak urgen mengesahkan RUU Ciptakerja. “Ya Allah, please help Indonesia. Hebat sekali yah, pemerintah Indonesia sekarang ini. Hebat. Hayo, siapa yang milih jempol kemarin? Sungguh ruar biazah, dua jempolan yah? Dari IMF kan jempolannya?,” sindirnya.
Marissa mengungkapkan saat ini sejatinya ada UU yang lebih perlu disahkan daripada RUU Ciptaker. “Demi investasi! UU Jaminan Produk Halal untuk masyarakat Muslimin Indonesia, ambyar! Fakta Oligarki di Indonesia 2020, ini hanya salah satu dari sekian banyak! Masyarakat Indonesia tidak pernah dilibatkan, kebiasaan buruk nan banal!,” bebernya.
“Selamat datang adzab dari Allah azza wa jalla! Biasanya tak lama lagi, kegelisahan ini akan ada jawaban-Nya, segera, segera,” pungkasnya. (Hr).