Laporan : Jakri Jakaria
(Journalist Harianecpose.com)
Sampai saat ini, di wilayah Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, lomba layang-layang ketika musim panen tiba, masih tetap dipertahankan sebagai sebuah tradisi sejak zaman nenek moyang kita dulu.
Pada ghalibnya, maraknya layang-layang merupakan sebuah ekspresi kegembiraan masyarakat menyambut datangnya musim panen. Kendati bermain layang-layang lebih didominasi oleh kalangan anak-anak, namun tak jarang orang dewasa pun ikut menyemarakkan suasana tradisi yang sangat kental dan telah mengakar ditengah-tengah masyarakat tersebut.
Secara spontan, biasanya masyarakat berkerumun dengan memanfaatkan areal lahan persawahan yang luas. Tak jarang, mereka pun memggelar lomba layang-layang.
Tak pelak lagi, mereka pun mengadu kemahiran dalam bermain layang-layang. Bagi yang layang-layangnya putus, maka ia dinyatakan kalah dalam perlombaan permainan bernuansa tradisional itu.
Sementara itu, jenis layang-layangnya pun tampak begitu beragam. Mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan berukuran besar atau biasa disebut dengan “gowang”.
Uniknya lagi, untuk jenis layang-layang yang berukuran besar, biasanya dihias sesuai dengan selera dan keinginan masing-masing.
Jika kita melihat di areal lahan persawahan saat ini, terutama di wilayah Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Banten, tampak para petani tengah sibuk melakukan panen padi miliknya. Setelah menunggu beberapa bulan lamanya, padi pun mulai menguning. Saat itulah yang tepat bagi para petani untuk memanen padi miliknya.
Bersamaan itu pula, bermunculan masyarakat, terutama kalangan anak-anak yang tampak asyik bermain layang-layang di areal lahan persawahan yang telah dipanen oleh para petani.
Sejauh mata memandang, nyaris kita pun disuguhi oleh hiburan rakyat berupa tradisi lomba layang-layang tersebut.
Tampak pula para pedagang yang berjejer tengah menjajakan dagangannya ditepi jalan yang tak jauh dari lomba permainan layang-layang itu.
Tak ayal lagi, sehingga suasananya pun tampak semakin ramai. Masyarakat tampak berbondong-bondong dan bergerombol, sambil menyaksikan lomba layang-layang yang kerap muncul ketika musim panen tiba.
Sebuah tradisi unik dan menarik bagi masyarakat marginal yang hingga kini masih tetap dipertahankan. Padahal, ketika teknologi saat ini berkembang secara pesat, namun ternyata mereka tak mau meninggalkan salah satu permainan yang unik dan menyenangkan dan telah lama menjadi suatu tradisi di kampungnya.
Sebuah potret dan sekaligus suatu gambaran menarik mayoritas masyarakat yang bermukim diperkampungan yang ada di wilayah Provinsi Banten.
Sebuah tradisi yang telah mengakar dan bertahan begitu lama, ketika sebagian besar masyarakat Indonesia tengah hiruk-pikuk menghadapi wabah virus Corona yang sangat mematikan itu. Akan tetapi bagi masyarakat marginal yang berada di perkampungan, mereka seolah tak pernah tahu ketika masyarakat perkotaan tengah gundah-gulana menghadapi pandemi virus Corona.