Pengantar Redaksi
Hujan lebat yang hampir merata terjadi di wilayah Provinsi Banten, membuat ratusan hektare areal sawah di Kabupaten Pandeglang, menjadi terendam. Celakanya, akibat ratusan hektare areal sawah yang terendam banjir itu tanaman padi saat ini nyaris mengalami fuso. Terkait dengan hal itu, Redaktur Harianexpose.com, Budiana, mewawancarai nara sumber untuk menelusuri lebih jauh masalah tersebut. Berikut ini hasil petikan wawancaranya.
Pandeglang, Harianexpose.com –
Setelah diguyur hujan terus-menerus siang malam, telah menjadikan ratusan hektare areal pesawahan di Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, terendam banjir. Tak pelak, sehingga areal sawah itu tampak seperti danau baru yang begitu luas.
Areal sawah di Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, tergenang banjir mirip danau. (Foto : Istimewa).
Selain areal pesawahan, hujan yang mengguyur sejak Rabu malam hingga Jum’at sore (4/12) itu, juga telah menjadikan perkampungan penduduk mengalami kebanjiran dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 centimeter.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Iping S, didampingi Koordinator PPL Patia, Bambang Sugiharto, menjelaskan, areal sawah yang terendam banjir itu mencapai 307 hektare yang ada di 7 desa. Diantaranya desa Cimoyan 150 Ha, Idaman 70 Ha, Surianeun 45 Ha, Babakankeusik 25 Ja, Rahayu 7 Ha, serta Ciawi dan Patia masing-masing 5 Ha.
Banjir juga tampak merendam perkampungan penduduk. (Foto : Istimewa).
“Data itu kami peroleh dari hasil investigasi Muspika Patia bersama Tim Tagana, KSB, perangkat desa dan PPL Pertanian”, tutur Iping kepada Harianexpose.com, di kantornya. Dia juga menyebutkan, tanaman padi yang terendam banjir itu baru berusia antara 12 hingga 45 hari setelah tanam (HST).
Sedangkan untuk investigasi dampak banjir terhadap tanaman padi baru akan dilakukan bila dalam waktu 5 hari air belum surut. “Sebab, bila tanaman padi itu terendam sampai 5 hari, maka akan menjadi fuso”, kata Iping.
Laporan : Budiana.
Editor In Chief : Hairuzaman.