Mari Berinteraksi Dengan Al-Qur’an

Oleh : Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya.

Ketua Harian LPTQ Provinsi Banten

 

Di  dunia ini tidak ada satu kitab pun, baik kitab agama samawi maupun ardli yang terpelihara dan terjaga dari perubahan dan pemalsuan, kecuali Al-qur’an. Ayat-ayat Al-qur’an dibaca, diperdengarkan, dihafal dan dijelaskan sebagaimana bentuk asalnya ketika ia diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (QS. Al-Hijr : 9).

 

Begitu pula di dunia ini, tidak ada satu kitab pun yang dihafal di luar kepala oleh puluhan bahkan ratusan ribu orang, kecuali Al-qur’an. Karena Allah memudahkan hamba-Nya dalam menghafal Al-qur’an. Justru yang sulit bukan menghafal, tetapi mempertahankan hafalan.

Al-qur’an menantang siapa pun, baik dari kalangan jin atau manusia yang meragukan eksistensi dan kebenarannya, bila ia memang mampu untuk menyusun semacam Al-qur’an secara keseluruhan. Allah berfirman dalam Surat AthThur ayat 34. Artinya, “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-qur’an itu jika mereka orang-orang benar”.

Bila tidak mampu mendatangkan atau menyusun seperti Al-qur’an, maka coba datangkan atau susun sepuluh surat saja semacamnya. Demikian tercantum dalam Surat Hud ayat 13. Artinya, “Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-qur’an itu”. Katakanlah: “ (Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”.

Kalau tidak mampu sepuluh surat, coba satu surat saja, atau yang seperti satu surat. Bahkan bila diperlukan mereka dipersilahkan untuk bekerjasama dan meminta bantuan para pakar-pakar mereka.

“Atau (patutkah) mereka mengatakan ‘Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah: ‘(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar”. (Q.S. Yunus : 38).

Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dan jika kamu (tetap dalam keraguan tentang Al-qur’an yang kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (Al- Baqarah : 23).

Bahkan, dalam surat Al-Isra ; 88, Al-qur’an menantang dan mempersilahkan jin dan manusia untuk berkumpul melakukan seminar, work shop dan berdiskusi, melakukan focus graop discution (FGD) guna menyusun Al-qur’an. Mereka tidak mungkin, bahkan mustahil untuk dapat menyusun dan membuatnya seperti Al-qur’an.

Firman Allah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Q.S. Al-Isra: 88).

Kenyataan seperti tersebut memunculkan usaha-usaha untuk memperlihatkan berbagai dimensi Al-qur’an yang dapat menaklukkan siapa pun, sehingga kebenaran bahwa Al-qur’an bukanlah tutur kata manusia menjadi tak terbantahkan lagi. Inilah yang sering disebut dengan i’jazul Qur’an.

Al-qur’an bukan karya Nabi Muhammad Saw, karena Muhammad tidak pernah menulis atau membaca kitab-kitab sebelumnya. Allah berfirman, “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-qur’an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; Andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). Sebenarnya, Al-qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu, dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Ankabut: 48-49).*

 

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top