(Bagian 3)
Oleh : HAIRUZAMAN
(Editor In Chief Harianexpose.com)
PERKEMBANGAN pesat Kramatwatu itu dipicu oleh banyaknya warga pendatang yang sebagian besar menghuni kompleks/perumahan. Selain itu, Kramatwatu secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis dan mudah untuk dijangkau. Hal itu karena tak jauh dari Kota Serang sebagai pusat ibu kota Provinsi Banten dan dari industri berat Kota Cilegon. Sehingga saat ini nyaris tak ada lahan tersisa untuk dijadikan sebagai areal pertanian maupun perumahan.
Sementara itu, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat Kramatwatu yakni bahasa Jawa Banten. Kendati menggunakan bahasa Jawa Banten, akan tetapi setiap desa maupun kampung mempunyai dialek bahasa yang berbeda-beda. Hal itu merupakan corak dan keberagaman bagi masyarakat Kramatwatu dalam menggunakan bahasa sehari-hari. Kultur tersebut sampai saat ini masih mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat.
Lokasi Pasar Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. (Dok. Foto : Hairuzaman).
Sebagian besar penduduk Kramatwatu memeluk agama Islam. Bahkan, masyarakat Kramatwatu terbilang sangat religius. Akan tetapi, mereka bisa hidup berdampingan dan saling toleransi dengan pemeluk agama lainnya. Mayoritas pemeluk agama Islam di Kramatwatu merupakan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan berpegang teguh pada Sunnah Nabi.
Masyarakat Kramatwatu mempunyai kultur dan potensi yang bisa dikembangkan. Kultur yang masih bertahan di masyarakat terutama di bidang seni budaya antara lain, Pencak Silat Bandrong, Debus, ilmu Kanuragan, Buka Pintu maupun seni Qasidah. Kramatwatu juga mempunyai potensi obyek wisata sejarah bernama Situs Tasikardi yang merupakan salah satu asset dan peninggalan Kesultanan Banten.
Situs Tasikardi yang berlokasi di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. (Foto : Istimewa).
Situs Tasikardi itu berlokasi di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu. Apabila akhir pekan, obyek wisata Situs Tasikardi tersebut selalu ramai dikunjungi okeh para wisatawan domestik. Hanya saja, destinasi wisata danau Tasikardi itu belum dikembangkan secara maksimal oleh pemerintah. Padahal jika dikembangkan, maka potensi wisata sejarah Situs Tasikardi tersebut bisa memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Serang (Bersambung).