Oleh : HAIRUZAMAN.
(Editor In Chief Harianexpose.com)
PEKAN Olahraga Nasional (PON) yang ke-XX bakal digelar pada 2-15 Oktober 2021 mendatang, di Papua. PON pada tahun 2021 ini berbeda dengan gelaran PON sebelumnya. Pasalnya, PON ke-XX tahun 2021 ini akan digelar di wilayah yang tengah berkecamuk konflik perang antara pihak TNI/Polri versus Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Tentu saja, kita semua berharap gelaran PON ke-XX di Papua yang dinanti para atlet di seluruh Indonesia itu akan berjalan dengan aman dan sukses. Selain itu, perlu ada jaminan keamanan terutama bagi para atlet yang akan berlaga di ajang olahraga yang dinilai sangat bergengsi tersebut. Karena jauh-jauh sebelumnya para atlet itu masing-masing telah mempersiapkan diri dengan berlatih guna meraih kemenangan di event olahraga berlevel nasional tersebut.
Celakanya, menjelang Opening Ceremony PON ke-XX itu, konflik di Papua justru semakin memanas. Pasalnya, aksi KKB belakangan ini kian brutal. Bahkan, baru-baru ini KKB melakukan serangan yang biadab terhadap sejumlah tenaga kesehatan (Nakes) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021). Aksi KKB itu bukan hanya membakar Puskesmas dengan bensin secara membabi-buta. Akan tetapi, mereka juga membunuh secara sadis sejumlah Nakes yang tengah bertugas di Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Sebelum membunuh para Nakes secara keji, KKB juga sempat menelanjangi Nakes dan menyiksanya dengan senjata. TNI/Polri menemukan mayat para Nakes tersebut di sebuah jurang dengan kedalaman sekitar 30 meter. Sejumlah Nakes itu tewas dengan kondisi tubuh yang cukup mengenaskan. Kendati masih ada Nakes wanita yang selamat pasca terjun ke jurang dan tersangkut di ranting pohon.
Nasib serupa akibat kebiadaban KKB itu tidak hanya menimpa sejumlah Nakes yang bertugas di Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua saja. Sebelumnya, sejumlah TNI/Polri dan seorang guru juga tewas mengenaskan di tangan KKB. Serangan KKB yang terus dilancarkan itu dinilai sangat mengganggu keamanan dan ketertiban rakyat di Papua. Apalagi banyak korban jiwa masyarakat sipil yang tak berdosa akibat kebrutalan dan tindakan tidak berprikemanusiaan KKB tersebut
Konflik di Papua akhir-akhir ini tak kunjung usai. Bahkan, aksi KKB semakin brutal dan keji. Mereka tidak hanya berperang versus TNI/Polri saja, justru juga menyasar kepada rakyat sipil yang tak berdosa. Jika tidak segera dihentikan, maka akan lebih banyak lagi korban berjatuhan, terutama di kalangan rakyat kecil.
Pembantaian secara keji sejumlah tenaga kesehatan (Nakes) Puskesmas di Distrik Kiwirok itu merupakan Pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang tergolong berat. Sebab, sejatinya para Nakes itu harus dilindungi lantaran tengah menjalankan tugas kemanusiaan. Hal itu pula yang menyebabkan mereka tetap bertahan di tempat tugasnya sebagai Nakes untuk memberikan pelayanan dan pertolongan secara medis bagi masyarakat yang membutuhkan.
Namun, tugas mulia profesi Nakes itu ternyata sama sekali tidak menjadi perhatian KKB. Sehingga mereka membantainya secara keji dan tidak berprikemanusiaan. Insiden berdarah ini tentu saja harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Dimana pemerintah harus memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat yang ada di Papua. Terlebih lagi, jaminan keamanan terhadap para atlet yang akan berlaga di PON ke-XX ini di Papua.
Papua memang dijuluki sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Tak ayal, sehingga bumi cenderawasih tersebut terus berkecamuk yang dipicu oleh KKB yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Padahal apapun dalihnya, Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tidak bisa dipisahkan lagi. Sehingga konflik perang seharusnya tidak perlu terjadi di bumi cenderawasih tersebut.
Opening ceremony PON ke-XX di Papua akan dimulai. Seluruh atlet yang akan berlaga di bumi cenderawasih telah siap untuk menunjukkan kemampuannya. Namun, para atlet tersebut harus memperoleh jaminan keamanan dari serangan KKB. Sehingga para atlet dari seluruh penjuru tanah air itu akan fokus mengadu kemampuannya di kancah olahraga berlevel nasional tersebut.*