Pengantar Redaksi.
Cincin ini dihuni oleh sosok wanita ghaib yang sangat cantik. Dia menyebut dirinya sebagai keturunan Khalifah Abu Bakar AS Siddiq. Sebuah cincin yang penuh keanehan. Untuk memgetahui lebih jauh keanehan cincin ghaib itu, Redaktur Harinaexpose.com, Sudana Sukanta, mengisahkannya dalam cerita misteti secara bersambung.
HARIANEXPOSE.COM –
Tak banyak membantu dan aku merasa gelisah. Hanya bisa tertunduk di sudut ranjangku. Namun, tiba tiba aku melihat ada sinar halus yang keluar dari jari kananku, Ku amati dengan seksama, ternyata sinar itu berasal dari cincin Abdul Jabar, cincin yang baru aku dapatkan siang tadi.
Saat ini ku kenakan di jari tanganku. Ku amat-amati cincin itu. Aku melihat mata kucing yang berada di tengah batu cincin Abdul Jabar tersebut. Menjadi bertambah lebar dan lebih lebar dari yang kulihat pada siang tadi.
Di antara sadar dan tidur, aku dikejutkan dengan cahaya putih yang sangat terang-benderang dan menerangi seisi ruangan kamarku. Sedemikian terangnya sampai aku merasa silau melihatnya, Tak lama kemudian tampak seorang Putri yang cantik jelita sudah berdiri dihadapanku.
Ia mengenakan pakaian yang serba putih. Rambutnya lurus dan panjang, tergurai melewati bahunya. Selain cantik, ia pun menebarkan pesona dan keteduhan yang luar biasa. Tak ayal, aku pun lantas bingung. Sebab, aku merasa tidak mengenalnya dan bagaimana bisa ia berada di ruangan kamarku.
Aku kembali menatapnya. Apa pantangan itu,” tanyaku. Hanya ada satu pantangan yang engkau harus jauhi. Jangan main perempuan, termasuk tidak boleh tidur dengan wanita manapun yang bukan hakmu. Kamu mengerti?
Aku pun lantas mengangguk.
“Kalau begitu ikutlah denganku. Akan aku perlihatkan kehebatan Abdul Jabar kepadamu. Tanpa memberi kesempatan kepadaku untuk bertanya lebih jauh, Putri itu langsung memegang tanganku dan membawaku terbang melayamg.
“Yang saat ini ada di jarimu, Sebut saja aku Putri Abdul Jabar, Sebenarnya cincin itu tidak diperuntukkan buatmu. Dia hanya berjodoh dengan orang yang masih punya hubungan darah dengan Khalifah Abu Bakar As, Sidik. Tapi tak mengapa, selama engkau tak melanggar pantangannya, aku akan setia menemanimu,” kata wanita misterius itu.
“Aku terkejut mendengar penuturannya, Aku jadi ingat kata-kata Pak Dul, penjaga cincin ini akan menemuiku lewat mimpi Siapa kau ini aku bertanya dengan sedikit bergetar.
“Jangan takut akulah, penunggu cincin Abdul Jabar. Kami melayang melewati atap rumah, pohon-pohon, kebun dan bukit. Dan akhirnya kami sampai di tepi pantai.
Aku tak bisa mengenali pantai apa itu, Rasanya aku belum pernah kemari.
“Dengar kata-kataku sebentar lagi akan ada ombak setinggi rumah yang akan menerjangmu, Pukullah ombak itu dengan cincin yang ada dijarimu. Putri itu bicara kepadaku dengan nada seperti seorang kesatria wanita.