KOTA SERANG, Harianexpose.com –
Berdasarkan pengamatan dan juga hasil survei menyebutkan, tercatat sekitar 70 persen wartawan di wilayah Provinsi Banten tak bisa menulis berita sesuai dengan standar dan kaidah jurnalisme. Celakanya lagi, sebagian wartawan malas untuk belajar ilmu jurnalistik, baik itu melalui Diklat Jurnalistik maupun memperkaya wawasan pengetahuannya melalui literasi dan sumber yang lainnya.
Hal itu ditegaskan seorang Praktisi Pers dan Penulis Buku, Hairuzaman, ketika memberikan materi jurnalistik dihadapan puluhan peserta Compas Kota Publikasi di Rumah Makan Marga Wiwitan Jl Ki Ajurum di bilangan Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten, pada Rabu (1/12/2021). Sedangkan materi yang dibahas mengenai “Membendung Berita Hoax di Media Sosial”.
Menurut ia, diharapkan kalangan wartawan tak bosan-bosan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuannya terutama di bidang ilmu jurnalistik. Sehingga ketika menulis berita tidak terjebak pada berita hoax dan melanggar rambu-rambu Kode Etik Jurmalistik (KEJ) sebagai etika dan norma yang harus ditaati oleh para jurnalis.
Hairuzaman menjelaskan, jika sudah mengetahui ilmu jurnalistik, nantinya akan bisa membedakan informasi mana saja yang merupakan produk jurnalistik dan mana pula yang bukan masuk kategori produk jurnalistik. Sebab, menulis berita itu ternyata tidak identik seperti kita menulis teks pidato, menulis karangan dan yang sejenisnya.
Hairuzaman menyarankan agar para pemburu berita jangan bosan-bosan untuk terus menggali ilmu pengetahuan, termasuk belajar ilmu jurnalistik melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat) maupun dari sumber lainnya seperti dari berbagai literasi.
Di akhir kegiatan dibuka sesi brain storming (Curah pendapat) dari para peserta dan dijawab langsung oleh Hairuzaman, sebagai salah satu nara sumber dalam acara tersebut.
Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Umum Compas Kota Publikasi Kota Serang, Toni, mengatakan, pihaknya berharap agar para peserta mengikuti kegiatan tersebut dengan serius agar bisa menggali dan menyerap materi yang disampaikan oleh para nara sumber. “Diharapkan para peserta nantinya bisa membedakan mana berita hoax dan mana pula kategori produk jurnalistik,” tandasnya.
Reportase : Ahmadin.
Editor In Chief : Hairuzaman.