Kota Serang, Harianexpose.com –
Menggeluti bisnis buah-buahan seperti, jeruk, dukuh, kelengkeng, mangga, anggur, apel, pir, buah naga, durian dan yang lainnya ternyata sangat menggiurkan. Hal ini seperti yang di alami oleh Karsini, wanita asal Klaten, Jawa Tengah, ini mulai merintis usahanya sejak tahun 1998 di Kampung Rambutan Jakarta.
Kemudian, sejak tahun 2014 silam, Karsini bersama suaminya, Ngadino berpindah usaha ke Kota Serang, Banten. Saat ini dari usaha buah-buahan yang digeluti Karsini itu meraup omzet sebesar Rp.25 juta per hari. Sebuah angka yang terbilang cukup fantastis di tengah kondisi perekonomian yang sulit saat ini akibat Indonesia di dera wabah Covid-19 yang berkepanjangan.
Ketika disambangi awak media di kediamannya di bilangan Jl. Trip Jamaksari, Kelurahan Cimuncang, Kecamatam Serang, Kota Serang, pada Selasa (21/12/2021), Karsini menuturkan, saat ini jumlah karyawan mencapai 14 orang. Namun, kalau secara keseluruhan tercatat sekitar 18 orang. Sedangkan jumlah kios berjalan berlabel “KR” tersebar di beberapa titik antara lain, di kawasan Calung, Benggala, SDN 13 Sumur Pecung, di Jl. Trip Jamaksari Kota Serang dan di wilayah Kota Cilegon.
Karsini menambahkan, ketika membuka usaha buah-buahan di Kampung Rambutan Jakarta, buah dukuh lebih diminati konsumen ketimbamg jenis buah-buahan lainnya. Namun, di Kota Serang dan Cilegon, buah jeruk lebih digandrungi para konsumen. “Mungkin tingginya daya beli konsumen di Kampung Rambutan Jakarta lantaran konsumennya dari kalangan menengah ke atas,” tukasnya.
Akan tetapi, imbuh Karsini lagi, dalam usaha itu ada saja ruginya. Seperti pernah membeli durian montong dengan modal Rp.12 juta. Namun, lantaran kualitas duriannya yang buruk, maka hanya kembali modal sekitar Rp.2 juta,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, menggeluti usaha buah-buahan bagi yang tidak mengetahui seluk-beluknya bisa merugi. Katena itu dibutuhkan keuletan dan pengalaman serta manajemen. “Saya usaha buah-buahan hingga sukses seperti sekarang ini melalui jatuh bangun. Sehingga perlu pengalaman dan keuletan,” bebernya.
Reportase : H. Simon / Ahmadin.
Editor In Chief : Hairuzaman