Serang, Harianexpose.com –
Disinyalir akibat adanya kebocoran instalasi saluran pipa pembuangan air limbah (IPAL) Hotel Aston yang berlokasi di Kp. Kosambi, Desa Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, tercium aroma tak sedap yang sangat menyengat indra penciuman. Hl ini ditegaskan Sekjen LSM Front Pemantau Kriminalitas, Rezki Hidayat, kepada awak media, Selasa (4/1/2022).
Menurut Rezqi, warga Desa Karang Suraga, yang bermukim di area Hotel Aston meradang. Pasalnya, adanya aroma tak sedap lantaran saluran IPAL yang bersumber dari Hotel Aston. “Berdasarkan hasil cek and ricek, tim investigasi DPP Lembaga FPK di lapangan, ternyata bau tak sedap yang menyengat itu akibat bocornya saluran IPAL milik hotel Aston berwarna biru. Hal ini terlihat di selokan pinggir jalan, wajar jika baunya menyengat hidung dan tercium oleh warga sekitar. Apalagi pengendara motor atau mobil ,” tukasnya
Ia menambahkan, hasil pembicaraan dengan Chip Secirity Hotel Aston, Oman, pihaknya membenarkan adanya bau busuk yang keluar dari saluran IPAL yang bocor. “Alhamdulillah, sejak Desember 2021 sudah mulai diperbaiki namun belum selesai. Sebelumnya saya konfirmasi ke General Manager Hotel Aston, Dody, mempertanyakan terkait bau tak sedap dari Hotel Aston yang dikeluhkan warga dan pengguna jalan,” tukasnya.
Rezki akan melayangkan surat konfirmasi resmi guna mempertanyakan terkait bocornya saluran IPAL Hotel Aston. Menurut ia, jika Hotel Aston sudah membuat saluran tentunya tidak akan menimbulkan aroma tak sedap dan menyengat kendati ada kebocoran saluran IPAL. Pasalnya, saluran IPAL berguna untuk menetralisir air limbah. “Kita minta DLH Kabupaten Serang untukĀ melihat langsung posisi dan tata letak IPAL milik Aston sekaligus mengambil sample air selokan yang berwarna biru untuk uji laboratorium,” bebernya.
Manajemen Hotel Aston, Yani, menguraikan, memang benar adanya bau busuk di Area Hotel. Sebab, ada kebocoran Saluran Pipa Air Limbah (SPAL). Sejak Desember 2021 lalu, pihak Hotel Aston sudah melakukan perbaikan dan sampai saat ini masih dikerjakan,” kilahnya .
Reportase : Sudana Sukanta.
Editor In Chief : Hairuzaman.