Fenomena Ibadah Haji di Masa Pandemi

Oleh : H. Mubayyan.

(Editor Harianexpose.com).

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima dan memiliki nilai sakral dan religius. Betapa tidak, setiap muslim pasti mendambakan ingin menunaikan ibadah haji. Baik itu dari kalangan kaya, menengah maupun rakyat jelata. Sebab, dalam ibadah haji ada masalah yang spesifik jika dibandingkan dengan ibadah lainnya.

Seseorang menunaikan ibadah haji didasari niat yang tulus dan kesungguhan. Selain itu, mampu secara fisik, mental dan bekal finansial. Bagaimana menakar peluang haji pada tahun 2022 ini. Hingga awal tahun 2022 ini belum ada tanda-tanda positif kapan ibadah haji dapat dilaksanakan. Ini tidak hanya ditunggu oleh umat muslim Indonesia, akan tetapi juga negara-negara muslim lainnya di dunia.

Pemerintah kerajaan Arab Saudi selaku pemegang otoritas penyelenggaraan haji, hingga kini belum memberikan kabar kapan ibadah haji kembali dibuka secara normal. Tidak mendahului kekuasaan Allah SWT, dengan segala haknya. Tapi apabila Allah menghendaki “kun faya kun” bila jadi, maka jadilah. Tetapi logika kita bicara bahwa ibadah haji itu adanya proses dan ikhtiar seorang hamba. Wabah Covid-19 lah yang telah menghambat perjalanan ibadah haji.

Tahun 2020 dan 2021 ibadah haji ditiadakan lantaran wabah Covid-19 melanda sebagian besar negara di dunia termasuk Arab Saudi sebagai tempat ibadah haji bagi seluruh muslim se-dunia. Kementerian Agama RI melalui Menteri Agama, Yaqut Cholil Quomas, beberapa kali sudah melobi pemerintah Arab Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji. Bila ditarik benang merah, maka ibadah haji untuk tahun 2022 ini peluangnya fifty-fifty. Seandainya sesuai schedule ibadah haji akan diberangkatkan pada awal Juni 2022 ini.

Umat muslim se-dunia menunggu dengan harap cemas kapan ibadah haji akan dimulai kembali. Tinggal empat bulan lagi ibadah haji bila tidak ada aral melintang bisa diberangkatkan. Tapi hingga kini belum ada tanda-tanda positif kapan ibadah haji dilaksanakan. Selama dua tahun ini fakum ibadah haji berdampak buruk pada daftar antrian dan penumpukan calon jema’ah haji. Ini bisa secara logika. Haji perlu persiapan matang misalnya, akomodasi untuk maktab (hotel), catering, sewa pesawat, transportasi dan lainnya. Para panitia haji (Muassasah) itu yang di tempatkan di Mekah, Madinah, Jedah, adalah garda terdepan dalam menerima Tamu Allah.

“Labbaika Allahumma Labbaik. Labbaika Laasyarikalaka Labbaik Innalhamda Wan-ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarikalak”. Sungguh merinding apabila mendengarkan atau membaca lafadz Talbiyah tersebut. Tak terasa air mata pun jatuh menetes di pipi. **

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top