PRAHARA DI AWAL MARET

Oleh : Hairuzaman
(Editor In Chief Harianexpose.com)

Di awal Maret, tepatnya pada Selasa (1/3/2022), bencana banjir melanda puluhan titik pemukiman penduduk di Kota Serang, yang notabene sebagai etalase Provinsi Banten. Tak pelak lagi, banjir terbesar sepanjang sejarah di Kota Serang itu meluluh lantakkan harta dan benda, termasuk beberapa rumah yang roboh dan terseret arus Sungai Cibanten di Lingkungan Jabang Bayi, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatam Kasemen, Kota Serang.

Secara tiba-tiba prahara itu datang bukan hanya memporak-porandakan sejumlah rumah yang hanya terbuat dari kayu. Akan tetapi, bencana banjir besar yang terjadi di Kota Serang itu juga menelan 5 orang tewas secara mengenaskan.

Dari 5 korban tewas akibat hanyut dan terseret arus Sungai Cibanten, satu diantaranya bernama Gusti Ramadhan (18), yang tewas secara tragis. Hingga kini warga Kp. Pasar, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, itu raib tak diketahui dimana rimbanya. Tim SAR bersama warga setempat sejauh ini masih melakukan pencarian jasad pemuda lajang yang bekerja di salah satu toko kelontongan di bilangan Pasar Lama, Kota Serang itu.

Menurut salah seorang pemilik toko kelontongan tempat Gusti Ramadhan bekerja di Pasar Lama, Kota Serang, Hj. Iyen, pada Selasa (1/3/2022) sekira Pukul 11 WIB siang, Gusti tengah sibuk menyapu sampah yang berserakan tepat di bantaran Sungai Cibanten. Warga Kampung Pasar ini tak menduga Sungai Cibanten secara tiba-tiba meluap akibat tak mampu menampung debit air hujan yang begitu deras. Tak ayal lagi, Gusti pun terseret arus air Sungai Cibanten yang meluap tersebut.

Sementara itu, saksi mata salah seorang warga Kp. Pasar, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Hj. Sri Sunariah, menuturkan, sebelum tenggelam ditelan Sungai Cibanten, tangan Gusti sempat meraih ranting pohon yang ada di atas permukaan air Sungai Cibanten. Gusti pun sempat berteriak minta tolong kepada warga yang tinggal tak jauh dari bantaran Sungai Cibanten.

Celakanya, teriakan Gusti hanya sia-sia belaka. Pasalnya, warga setempat menduga Gusti hanya bercanda. Bahkan, warga sama sekali tak tahu kalau siang itu air Sungai Cibanten meluap menuju pemukiman penduduk. Tangan Gusti pun tak mampu bertahan lama menggenggam ranting pohon akibat arus air yang begitu deras. Akhirnya, Gusti pun raib ditelan Sungai Cibanten. “Sampai saat ini jasad Gusti belum ditemukan. Tim SAR bersama warga masih berjibaku untuk mencari jasad Gusti usai tenggelam di Sungai Cibanten,” kata Hj. Sri Sunariah, dengan mata berkaca-kaca.

Ada pundi-pundi pikiran liar yang menggelayuti pasca terjadinya prahara banjir di awal Maret 2022 ini. Sebab, sepanjang sejarah, baru kali ini di Kota Serang sebagai ibu kota Provnsi Banten, mengalami banjir yang dahsyat. Sehingga menyisakan traumatik bagi sebagian warga Kota Serang. Warga Kota Serang saat ini masih gundah-gulana lantaran dihantui banjir susulan yang bukan hanya memporak-porandakan tempat tinggal dan harta benda lainnya. Namun, tercatat telah menelan 5 orang korban tewas secara mengenaskan.

Jika kita analisa secara komprehensif, maka banjir besar yang terjadi di Kota Serang bukan hanya dipicu lantaran curah hujan yang tinggi dan terus-menerus. Akan tetapi, banyak faktor yang memantik terjadinya musibah banjir tersebut. Selain adanya penyempitan Sungai Cibanten akibat marak pemukiman penduduk, kondisinya diperparah lagi dengan semakin dangkalnya Sungai Cibanten. Selain itu, banyak terjadi penebangan pohon yang dilakukan secara ilegal. Sehingga hutan pun menjadi gundul. Akibatnya, tak ada pohon-pohon untuk dijadikan sebagai resapan air hujan.

Tak jauh dari kawasan Bendungan Sindangheula misalnya, selain hutan dengan pepohonan rimbun telah dibabat habis, tanahnya pun habis dikeruk. Penambangan pasir ilegal itu telah merusak alam sekitar. Tak ayal, akibatnya tak ada ruang untuk dijadikan sebagai kawasan resapan air hujan. Sehingga Pemerintah Kota Serang maupun Provinsi Banten, harus segera mencari solusi guna mengatasi permasalahan agar ke depan tidak timbul kembali bencana banjir yang besar.**

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top