Oleh : HAIRUZAMAN
(Editor In Chief Harianexpose.com)
Hari raya idhul fitri 1443 Hijriah/2022 M, tahun ini merupakan momentum bagi umat muslim untuk melakukan mudik ke kampung halaman. Sebab, sejak Indonesia di dera pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), pemerintah melarang masyarakat untuk mudik lebaran. Pasalnya, dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan massa yang cukup besar. Sehingga akan berdampak buruk terhadap penyebaran wabah virus yang mematikan tersebut.
Pasca pandemi Covid-19 yang berkepanjangan selama dua tahun, membuat umat muslim menjadi bersuka cita. Karena pada hari raya idhul fitri tahun ini dapat merayakannya di kampung halamannya masing-masing. Pemerintah Indonesia pun memberikan kesempatan bagi masyarakat yang akan mudik lebaran lantaran pandemi Covid-19 dinilai sudah melandai. Kendati demikian, masyarakat diharapkan tetap mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) guna menghindari munculnya cluster baru Covid-19.
Mudik ke kampung halaman pada Hari Raya Idhul Fitri merupakan fenomena yang telah menjadi tradisi bagi umat muslim di Indonesia. Setelah merantau untuk bekerja di daerah lain, moment Hari Raya Idhul Fitri menjadi ajang untuk bersilaturahmi bersama sanak saudara, tetangga dan teman di kampung halaman.
Di hari yang fitri tersebut, umat muslim saling ma’af mema’afkan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga diharapkan semua khilaf dan salah yang pernah dilakukan bisa dima’afkan agar kembali menjadi fitri. Tentu saja di Hari Raya Idhul Fitri tersebut tak boleh disia-siakan oleh seluruh umat muslim pasca menjalani ibadah puasa ramadhan selama sebulan.
Hari Raya Idhul Fitri pada 1443 Hijriah’2022 M, sekarang ini tentu berbeda dengan hari raya sebelumnya. Pasalnya, umat muslim sekarang ini bisa mudik untuk merayakan Hari Raya Idhul Fitri di kampung halamannya pasca dilarang oleh pemerintah lantaran situasi pandemi Covid-19. Sejak awal 2020 silam, Indonesia di dera pandemi Covid-19. Tak ayal, sehingga umat muslim tak bisa melakukan mudik lebaran di kampung halamannya.
Fenomena mudik lebaran memang dinilai begitu unik. Sebab, biasanya para pemudik dengan membawa barang bawaan yang banyak juga harus antre dan berdesak-desakan di terminal bus, pelabuhan, stasiun kereta api maupun fasilitas umum lainnya. Akan tetapi, aebagian pemudik ada pula yang memggunakan kendaraan pribadi baik itu roda dua maupun roda empat
Pemerintah juga telah membantu memberikan fasilitas transportasi bagi para pemudik. Sehingga lonjakan angka pemudik tersebut bisa di atasi. Hal itu bertujuan agar para pemudik bisa pulang ke kampung halamannya dengan aman dan nyaman.
Biasamya para pemudik pulang kembali ke ibu kota Jakarta maupun kota-kota besar lainnya, membawa pendatang baru untuk mengadu nasib di ibu kota. Tak pelak lagi, sehingga akan menjadi beban bagi pemerintah guna mengatasi para pengangguran tersebut. **