Masa kampanye Pemilu 2024 dipangkas menjadi 75 hari. Hal itu disepakati pemerintah, DPR, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam rapat konsinyasi.
Anggota Komisi II DPR, Rifqi Karsayuda, mengatakan, KPU mengusulkan masa kampanye 90 hari. Namun, usulan itu tak disetujui perwakilan DPR.
Rifqi menyatakan, pihaknya memberi dua catatan untuk pemerintah dan penyelenggara Pemilu. Pertama, perubahan mekanisme pengadaan logistik Pemilu.
“Diminta seluruh fraksi DPR RI untuk disederhanakan menjadi 75 hari,” kata Rifqi, melalui rekaman suara, pada Sabtu (14/5).
Pemerintah dan KPU diminta melakukan efisiensi produksi dan distribusi logistik Pemilu. Salah satu saran yang diberikan adalah pencetakan logistik di beberapa daerah guna memudahkan distribusi.
Saran kedua adalah penyusunan kodifikasi hukum acara pemilu. Rifqi berkata hal itu diperlukan agar setiap tahapan pemilu berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan.
“Untuk memastikan waktu penyelesaian sengketa dan mekanisme hukum kepemiluan di Indonesia bisa tepat waktu dan tidak mengganggu proses pelantikan dan periodesasi jabatan politik,” ucapnya.
KPU sempat mengusulkan masa kampanye Pemilu Serentak 2024 selama 120 hari. Namun, usulan itu ditolak para politisi. Karena alasan polarisasi politik.
Sebelumnya, sejumlah partai politik menyatakan keberatan jika harus menjalani kampanye seperti Pemilu 2019. Saat itu, kampanye berlangsung sekitar tujuh bulan.
Sementara itu, Ketua KPU, Hasyim Asy’ari menjelaskan, masa kampanye berkaitan dengan tahapan Pemilu lainnya. Salah satunya waktu persiapan logistik Pemilu. (Red).