Wukuf di Arafah, Puncak Ibadah Haji

Oleh : Hairuzaman.

(Komisi Infokom MUI Provinsi Banten)

“Haji adalah Arafah. “Al-Hajju Arafah”, kalimat ini adalah sabda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW”.

Tanggal 9 Dzulhijjah dikenal sebagai hari Arafah, hari yang agung. Hari Arafah adalah puncaknya ibadah haji. Jutaan jema’ah haji berkumpul di Padang Arafah, yang luasnya sekitar 36 kilometer persegi terletak di antara Mina dan Muzdalifah dari arah Makkah Al Mukarramah.

Arafah adalah tempat seluruh jema’ah haji berkumpul untuk melakukan wukuf, atau kegiatan berdiam diri pada tanggal tersebut. Dinamakan Arafah, karena diriwayatkan bahwa di tempat inilah Nabi Adam dan Hawa bertemu kembali setelah mereka dikeluarkan dari surga.

Ada pula yang mengatakan bahwa kata Arafah diambil dari ucapan Nabi Ibrahim AS, “Araftu (aku tahu)”. Setelah diajarkan Manasik haji oleh Malaikat Jibril dan diperkenalkan tempat-tempat ibadah haji, termasuk di antaranya  ialah padang Arafah tersebut.

1. Sebaik-baiknya do’a adalah do’a di Hari Arafah.

Jutaan jema’ah haji dari seluruh penjuru dunia pada hari Arafah akan mengunjungi bukit Jabal Rahmah yang terletak di kawasan Padang Arafah, Mekkah Al Mukarramah, Arab Saudi

Pada hari Arafah, jema’ah haji berkumpul bersama, dari seluruh dunia, tidak peduli kelas ekonomi, sosial, ras, jenis kelamin, untuk menghadirkan penghambaan, melantunkan zikir dan memanjatkan do’a kepada Dzat Yang Maha Mulia; Allah Subhanahu wa ta’ala.

خَيرُ الدُّعَاءِ دُعاءُ يَومِ عرفةَ ، وأفضل ما قلتُ أنَا والنَّبِيُّونَ من قَبْلي : لا إِله إِلا الله وحده لا شريك له ، لَهُ الملكُ وله الحمدُ ، وهو على كل شيء قديرٌ

“Sebaik-baik do’a adalah do’a di hari Arafah dan seutama-utama ucapanku dan ucapan para nabi sebelumku adalah; Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in qodiir.” [HR. Tirmidzi]

Wukuf di Arafah adalah sebuah moment yang paling berkesan dalam ibadah haji. Tak terasa air mata mengucur deras saat jema’ah membaca do’a dan zikir.

Saat itulah Allah banggakan hamba-hamba-Nya di hadapan para malaikat. Mereka datang dalam keadaan kumal dan dekil seraya memohon ampunan dan ridha-Nya. Di hari ini pula, Allah paling banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka. [HR. Muslim].

2. Puasa di Hari Arafah Dapat Hapus Dosa.

Bagi kaum muslimin yang tidak melaksanakan haji, tetap dapat meraih kemuliaan hari ini dengan beribadah puasa yang disunnahkan secara khusus, yaitu, puasa Arafah yang dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ

“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus  dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” [HR. Muslim].

“Tidak selayaknya seorang muslim, jika tidak ada uzur, ketinggalan moment berharga ini,” demikian ustadz Muhammad Chaidir.

Selain itu, kata dia, hadits di atas yang menyatakan do’a terbaik adalah do’a di hari Arafah, menurut sejumlah ulama juga berlaku bagi mereka yang tidak berhaji. Artinya, kendati kita tidak berhaji, do’a-do’a yang dipanjatkan di hari ini merupakan seutama-utamanya do’a yang kita panjatkan. Maka perbanyaklah do’a di hari ini.

Pada hari Arafah ini pun masih berlaku anjuran untuk memperbanyak takbir, tahlil, dan tahmid. Bahkan, di hari ini pun mulai berlaku apa yang disebut takbir muqayyad, yaitu takbir yang secara khusus dibaca setiap selesai fardhu sebelum membaca zikir shalat. Berlaku dari sejak shalat Fajar hari Arafah hingga shalat Ashar terakhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.

3. Tanpa Wukuf di Arafah, haji tidak sah.

Karena Arafah adalah puncak haji, maka tanpa wukuf di Arafah, haji tidak sah atau dianggap tidak mengerjakan haji. Jema’ah haji yang sakit dibawa ke Arafah menggunakan ambulans. Mereka yang tidak kuat berjalan akan ditandu. Perempuan yang sedang berhalangan, haid dan nifas, tetap melakukan wukuf, akan tetapi tidak menunaikan shalatnya.

Dalam buku “Spirit Sukses Haji Mabrur” yang ditulis Agus Priyanto, inti dari Wukuf di Arafah adalah saat matahari mulai tergelincir (ba’da Dzuhur), Jema’ah haji melaksanakan wukuf yang diawali dengan mendengarkan khutbah Arafah. Kemudian dilanjutkan dengan melajsanakan shalat Dzuhur dan Ashar dijamak taqdim dan qashar, masing-masing dua rakaat.

Mengutip HR Bukhari, “Hari Arafah masih termasuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, di mana amal saleh, apapun bentuknya, menjadi amal yang paling Allah cintai dibanding hari-hari lainnya”.

Terhitung sejak tahun 2020 silam, umat Islam di luar Arab Saudi tidak bisa menjalankan ibadah haji di tanah suci karena tengah dilanda pandemi Covid-19. Maka **

* Diolah : Dari berbagai sumber

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top