Stigma Negatif Wartawan “Bodrex” dan “Muntaber”

Oleh : HAIRUZAMAN.

(Praktisi Pers dan Wakil Pemimpin Redaksi Tabloid VISUAL Jakarta)

Munculnya istilah wartawan “bodrex” hingga kini belum bisa dipastikan. Sejak Penulis berkiprah di kancah jurnalistik sekitar tahun 1990-an. istilah itu sudah muncul di kalangan wartawan. Bahkan, menurut sumber istilah wartawan “bodrex” telah ada sejak tahun 1980-an. Pertanyaannya, apa kaitannya bodrex yang notabene obat sakit kepala itu dengan profesi wartawan?

Ada oknum wartawan yang membawa alat ukur untuk mengetahui ketebalan pekerjaan sebuah jalan. Padahal mereka itu bukan pemeriksa pekerjaan. Tak ayal, sehingga masyarakat mengeluh lantaran ulah oknum wartawan tersebut. Oknum wartawan itu termasuk ke dalam kategori rumpun wartawan bodrex yakni, orang yang mengaku wartawan untuk memeras dan membuat pusing kepala para pejabat. Sehingga orang itu disebut sebagai wartawan bodrex.

Istilah wartawan bodrex atau pasukan bodrex sudah akrab diteliinga kalangan wartawan sejak lama. Bahkan, belakangan muncul pula istilah lainnya seperti, muntaber (muncul tanpa berita), CNN (cuma nanya-nanya), WTS (wartawan tanpa surat kabar), wargad (wartawan gadungan), dan wartawan abal-abal. Namun, istilah wartawan bodrex atau pasukan bodrex yang kerap membuat sakit kepala para pejabat lebih populer ketimbang istilah lainnya.

Wartawan Senior, Sofyan Lubis, mengatakan, pihaknya sangat tidak setuju dan dengan tegas menolak istilah dengan konotasi yang negatif dan dikaitkan dengan nama bodrex. Begitupun ia mendengar istilah wartawan bodrex dari para wartawan.

Sofyan Lubis tidak mengetahui asal-muasal dan terbentuknya istilah tersebut serta sejak kapan digunakan di kalangan pers. Ada juga yang mengatakan, karena mereka kalau datang beramai-ramai, maka dibilang “pasukan bodrex” datang. Seorang Jendral pernah bilang pada wartawan yang datang beramai-ramai “kayak pasukan bodrex saja kalian”. Sejak saat itu, sebutan tersebut melekat bagi wartawan yang suka memeras dan menjalar kemana-mana.

Tentu saja, sebagai seorang wartawan harus menghindari stigma negatif itu agar tidak disebut sebagai wartawan maupun pasukan bodrex, muntaber maupun istilah lainnya yang berkonotasi negatif. Pasalnya, wartawan itu sebuah profesi yang mulia. Profesi itu artinya sesuatu keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain yang tidak mempelajarinya. Keahlian seorang wartawan adalah menulis berita. Hal itu harus dilakukan sebagai pekerjaan seorang jurnalis. Sehingga agar tidak disebut wartawan bodrex atau muntaber maupun sebutan lainnya yang berkonotasi negatif.

Keahlian merakit dan menulis berita bisa diperoleh dengan berbagai cara. Baik itu melalui proses pendidikan dan pelatihan maupun dari hasil membaca buku-buku jurnalistik serta latihan menulis yang dilakukan secara kontinyu. Sehingga kelak akan menjadi wartawan yang handal dan profesional. *”

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top