Reportase : Sri Sulastri. Editor In Chief : Hairuzaman. Deputy Chief Editor : Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal Tambunan, SH, MH, LLM, P.hD
SERANGb- Harianexpose.com |
Direktorat Jendtal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementeria Pertanian menggelar Bimbingan Teknis Pengamanan Produksi dari gangguan Organisme Penggamggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Acara itu diselenggarakan pada Senin /16/10/2023)
Tampak hadir dalam kegiatan itu antara Kabid Pertanian Kota Serang, Andriyani, dan sebagai nara sumber, Ahmad Rifai yang merangkap sebagai dosen Unbaja dan para anggota bidang pertanian lainnya
Abggota DPR RI Komisi IV, Hj. Nuraeni, S.Sos, M.Si, menegaskan, di.Provinsi Banten ini terdapat beberapa lahan tidur yang kurang diperhatikan oleh masyarakat setempat. Karena itu, pemerintah melakukan beberapa program penyuluhan bagaimana agar masyarakat mengerti dan dapat mengatasi dampak atau kesulitan yang dihadapi para petani di masa pandemi ini.
Padahal, lanjut Nuraeni, bisa juga ditanami biji-bijian sawi, terong dan sebagainya. Untuk para petani yang lahannya mengalami kekeringan agar dapat ditanami terlebih dulu dengan cara menyesuaikan lahan tersebut.
“Dengan adanya Bimbingan Teknis (Bimtek) pengamanan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) diimbau agar para petani dapat mengerti dan memanfaatkan lahannya dengan cara atau melalui program pemerintah yang akan disampaikan di berbagai kesempatan,” bebernya.
Nuraeni mengungkapkan, program berikutnya adalah agar bagaimana masyarakat Banten khususnya bisa melakukan upaya agar padi kita ini meningkat. Karena di tahun 2023 ini mengalami penurunan yang diakibatkan dari Dampak Perubahan Iklim (DPI) dengan masalah kekeringan.
“Krisis pangan (paceklik-red) akibat badai El Nino menjadi tantangan bagi pemerintah pusat dalam menghadapi berbagai kendala. Maka dilakukan upaya bagaimana produksi pangan agar tercapai kesetabilannya,” ujar Nuraeni
Ia menambahkan, pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI antara Pemprov Banten dan Pemkot Serang dalam penanganan OPT dan DPI nerharap produksi cadangan beras pemerintah stabil.
Ahmad Rifa’i dalam acara tersebut mengungkapkan. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada lahan pertanian yang ditanami padi contohnya, bisa menggunakan binatang ternak bebek. Pasalnya, OPT yang mengganggu disitu keong dan gulma. Bebek memakan keong dan menakan gulma. Tapu tidak merusak batang padi.
“Sedangkan potensi OPT di Banten meningkat lebih tinggi di tahun 2023 ini,” tukas Ahmad Rifa’i lagi