Reportase : A. Abdurrochim S. / Yani Sumiati. Editor In Chief : Hairuzaman.
BANDUNG – Harianexpose.com |
Dalam rangka meningkatkan produk- produk lokal di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) menggelar sosialisasi bimbingan teknis (Bintek) pengelolaan tembakau. Salah satunya pembuatan blending atau rokok kretek.
Adapun peserta kegiatan tersebut melibatkan sejumlah unsur, termasuk dari Asosiasi Pengusaha Tembakau Indonesia (APTI).yang tersebar di 17 kecamatan se-Kabupaten Bandung dan menghadirkan nara sumber Dosen Unpad Bandung, Dr. Ir Edy Suryadi MT.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembangunan dan Pengembangan Industri, Maya Kusuma Dewi ST, saat dikonfirmasi jurnalis Harianexpose.com di Hotel Sutan Raja Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Senin (24 / 11/2023)
Maya Kusuma menjelaskan, hal ini merupakan suatu program yang diberikan oleh instansi terkait untuk para pelaku usaha tembakau di Kabupaten Bandung. Kegiatan ini bertujuan guna meningkatkan produk.
Ada sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung yang sudah lama bergerak dari 17 kecamatan. Bahkan ada beberapa kecamatan yang sudah berjalan dalam pengelolaan tembakau antara lain, Kecamatan Cikancung, Nagreg, Cimaung,Cilenyi, Cilengkrang, Pasir Jambu Ciweday dan Kecamatan Ranca Bali.
Maya berharap semakin banyak produk-produk tembakau di Kabupaten Bandung, yang bisa berdaya saing. Sehingga bisa meningkatkan taraf kehidupan para pelaku usaha tembakau di Kabupaten Bandung.
Di tempat terpisah, Sekretaris APTI Kecamatan Pasehx Asep, kepada awak media menjelaskan, melalui Bintek ini memunculkan para pemuda dan para re-generasi dan blending mereka memiliki pemahaman yang. baru yang lebih luas dan bagus.
Asep menambahkan, tembakau tersebut identiknya tidak hanya untuk rokok saja, melainkan bisa untuk lain-lain.
Asep menambahkan, mereka sering kebingungan terkait pengadaan pupuk masih menjadi kendala. Kemudian pemasaran tembakau ini sudah sangat luas. Bahkan sebagian para APTI minimnya lahan yang saat ini masih menjadi sorotan. Padahal konsumsi tembakau sangat meningkat. Namun, produksiny di anggap masih rendah.