Oleh : HAIRUZAMAN
(Pengurus MUI Provinsi Banten)
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak.”
Demikian petikan do’a Talbiyah begitu merdu terdengar di telinga ketika dikumandangkan oleh para calon jama’ah haji Kota Serang, Provinsi Banten, saat mengikuti bimbingan manasik haji pada musim haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi, yang diadakan oleh Kemenag Kota Serang, secara serentak di setiap kecamatan.
Saat do’a talbiyah itu dikumandangkan itu, tak terasa air mata saya tumpah membasahi pipi. Pasalnya, saya menjadi teringat kembali ketika menjejakkan kaki di tanah suci Mekkah, Arab Saudi, pada tahun 2015 silam. Saat itu, saya masih tak percaya benarkah saya berada di tanah. Suci Mekkah untuk memenuhi panggilan-Mu ya Allah? Apakah ini hanya mimpi? Sebab, saat itu saya memang sama sekali tak mempunyai fulus. Tapi, ternyata Allah SWT memanggil saya untuk menunaikan perintah-Nya.
Do’a talbiyah saat dilantunkan dengan suara yang indah dan merdu, begitu menembus relung hati yang paling dalam. Tak ayal, sehingga tak terasa air mata saya pun jatuh berlinang. Sebab, tak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Apabila sudah kehendak-Nya, maka apapun bisa terjadi.
Pengalaman spiritual itulah yang hingga kini membekas dalam ingatan saya. Saat mendekap hazar aswad dan pintu kabah, saya pun berdo’a dan menangis sejadi-jadinya. Teringat akan dosa-dosa terhadap kedua orang tua, saudara, tetangga dan teman-teman. Saya pun memohon kepada Allah SWT, agar semua dosa-dosa tersebut diampuni.
Untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, para calon jama’ah haji Indonesia harus sabar untuk pergi ke tanab suci Mekkah. Bahkan, ada pula yang mencapai 15 tahun lebih untuk menunggu antrean. Belum lagi ketika badai Covid-19 melanda Indonesia dan dunia.
Hal itu berdampak buruk dengan ditundanya keberangkatan calon jama’ah haji Indonesia hingga tahun 2022 silam. Akibatnya, daftar antrean pun semakin membludak. Padahal kuota haji yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi tidak mengalami pergerakan angka yang cukup melegakan hati. Tentu saja ,persoalan jumlah kuota haji yang masih minim itu harus terus dicari solusinya oleh pemerintah Indonesia