Oleh : HAIRUZAMAN
(Peresensi Buku dan Praktisi Pers).
Menulis pendahuluan resensi buku harus mampu menggugah publik pembaca. Sehingga pembaca akan merasa tertarik untuk menyimak resensi buku yang dibahas.
Peresensi buku harus mampu menulis resensi buku yang aktual dan tren saat ini serta menghubungkan dengan buku yang tengah diresensi.
Peresensi buku diharapkan mampu membuat diksi yang menarik. Tujuannya ialah agar publik pembaca merasa terhipnotis untuk terus membaca resensi buku yang dibahas.
Membuat resensi buku pada bagian “wow effect” juga tak perlu terlalu panjang. Buatlah satu sampai dua paragraf saja. Dimana dalam paragraf tersebut mengulas sesuatu yang menarik dan dapat menggugah para pembaca.
Meresensi buku merupakan kegiatan menelaah suatu karya yang berbentuk sebuah isi cerita yang dituangkan ke dalam buku, novel, cerita pendek maupun sebuah buku pengetahuan. Membuat resensi tidak bisa hanya semata-mata menilai saja, namun terdapat ketentuan yang harus dipatuhi ketika menulis sebuah resensi..
A. Pengertian
Kata resensi berasal dari kata “recensie”.(bahasa Belanda) yang berarti membicarakan dan menilai/borderland en besproken. Sepadan dengan bahasa Belanda,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna resensi merupakan pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Berdasarkan kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa resensi merupakan sebuah kegiatan menilai atau menimbang kembali.
Karena itu, resensi buku adalah memberikan tinjauan kritis atau penilaian terhadap kualitas suatu buku. Meresensi sebuah buku berarti merupakan aktivitas seseorang untuk menyampaikan gagasan secara tertulis dalam hal mengukur baik buruknya suatu buku. Hal-hal yang diukur dari satu buku tersebut meliputi isi, struktur penyajian, serta manfaatnya bagi pembaca.
Bukan hanya buku saja, berbagai hal dapat diresensikan. Seperti pada buku The Art of Restaurant Review yang mengulas mengenai cara menjadi jurnalis boga yang baik dan membuat resensi sebuah restoran.
B. Tujuan Resensi Buku
1. Membantu pembaca yang belum membaca buku yang diresensi,
Meresensi suatu buku memberikan sekilas informasi terkait informasi isi dari buku berupa alur cerita secara singkat, terdiri dari berapa bab, jumlah halamannya dan lain sebagainya.
2. Mencari kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi
Tanpa sadar juga kegiatan meresensi buku telah memberi penilaian terhadap suatu buku. Biasanya pembaca sebelum membaca suatu novel atau karya lainnya akan melihat reviewers terlebih dahulu agar tidak salah pilih, sama sepertinya hal juga ketika akan melihat film di bioskop para penonton senantiasa melihat rate nya ada di angka berapa jika rate nya tinggi, tak salah film yang akan dilihat pasti berkualitas.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku diterbitkan,
Mengetahui terlebih dahulu mengapa, dan alasannya suatu buku layak untuk diterbitkan dan dibaca oleh sekian banyak orang nantinya.
4. Membandingkan buku karya penulis lain
Bisa juga dengan teknik ini, jadi tahu kelebihan dan kekurangan satu buku dengan yang lain memiliki karakter yang sejenis.
5. Bagi penulis buku, informasi sangat bermanfaat bagi kreatifitasnya
Penulis karya buku yang sedang diulas dapat digunakan sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya.
C. Unsur-unsur Resensi Buku
Unsur-unsur yang perlu sekali untuk resensi diantaranya :
1. Judul Resensi
Judul merupakan bagian pemikat sebagai daya tarik pada pandangan pertama bagi pembaca. Bagian inilah yang bisa mencuri hati pembaca untuk mengenal suatu buku. Selain itu, menggambarkan isi resensi secara garis besar, judul harus ditulis dengan menarik yang membuat pembaca ingin terus membaca hingga akhir kalimat. Bahkan sampai membuktikannya dengan membeli sendiri suatu buku yang usai diresensi.
2. Identitas Buku
Identitas buku merupakan gambaran umum yang ada dari dalam buku yang berisi yakni judul buku, nama pengarang, tahun terbit dan tahun cetaknya, ketebalan buku, nomor edisi buku, penerbit, harga buku apabila perlu sampai ukuran buku.
3. Intisari Buku
Pada bagian ini yang dibahas adalah sinopsis. Saat menulisnya, tidak perlu memperhatikan kronologi cerita. Kita bisa menulis sinopsis secara bebas. Perlu sekali dengan merangkai sebuah sinopsis yang memancing rasa ketertarikan pembaca tanpa perlu menulis secara lengkap isi dari buku. Sehingga dengan tulisan itu membuat pembaca terbius dan membaca buku aslinya.
4. Biografi Pengarang
Unsur berikutnya membicarakan tentang pengarang atau penulis buku. Bagian ini biasanya ditulis secara ringkas. Di dalamnya terdapat kehidupan penulis mulai dari latar belakang, keahlian, sampai karya-karyanya. Ketika sedang menulis biografi pengarang merupakan unsur yang esensial di dalam resensi karena track record, citra seorang penulis yang namanya banyak dikenal akan memunculkan rasa penasaran pembaca. Di samping itu, pembaca mempunyai gambaran mengenai kisah dan karir penulis selama ini dan penghargaan maupun prestasi selama ia berkarir. Bagian ini menjadi salah satu poin petunjuk pembaca untuk menentukan suatu buku.
5. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Unsur vital yang harus ada selanjutnya adalah pandangan terhadap sebuah buku serta isi didalamnya. Mayoritas berisi penilaian kelebihan dan kekurangan buku. Bagian inilah yang berisi pendapat terhadap buku yang diulas. Bagian ini pula yang dilihat kembali secara seksama oleh pembaca untuk memastikan. Apakah buku tersebut layak dibaca atau tidak dan apakah sesuai dengan yang dicari atau tidak.
6. Kesimpulan
Bagian unsur terakhir yakni pada penulisan sebuah kesimpulan. Kita dapat menulis opini tentang buku. Isinya bisa berupa kritikan dan masukan yang ditujukan kepada penulis buku. Kita tidak bisa memberikan rekomendasi kepada pembaca.
D. Manfaat Meresensi Buku
Beberapa manfaat menulis resensi buku yang diperoleh antara lain :
- Mengasah penalaran kita untuk terus berkembang
- Memahami secara mendalam isi buku yang diresensi
- Mendapatkan pemasukkan jika resensi yang dipajang di media massa baik cetak maupun online
- Dikenal dan direkrut untuk terus meresensi buku oleh penerbit buku jika kiat berlatih dan produktif membuat resensi buku
- Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru dari sekian banyak buku-buku yang telah diresensi
- Mendapatkan mitra kerja yang akan bertambah luas dan banyak.
Jadi, tak perlu ragu untuk meresensi sebuah buku. Karena banyak manfaat bagi pembaca, penulis dan pengarang buku. Masih banyak yang belum mengetahui bagaimana langkah-langkah untuk meresensi sebuah buku.
E. Langkah Resensi Buku
Ada enam langkah sederhana untuk meresensi sebuah buku yang juga bisa digunakan ketika akan menyampaikan resensi terhadap karya yang bukan hanya buku saja. Sehingga ada baiknya sebelum mendengarkan semua tahapannya, harus mengenal lebih jauh mengenai resensi buku.
- Memahami atau menangkap isi dan tujuan pengarang buku dengan karya yang dibuatnya,
- Memiliki arah dalam membuat resensi buku. Jadi kita harus tahu kepada siapa resensi itu untuk dibaca
- Mengenal atau mengetahui selera dari segala usia pembaca dan tingkat pemahaman dari para pembaca
- Menguasai segala ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu sebagai tolok ukur ketika menuturkan keunggulan dan kelemahan buku, dan
- Menjadi pengamat buku sekaligus rajin membaca buku apapun itu. Karena sudah banyak fasilitator atau penyedia layanan baca buku online.
F. Teknik Menulis Resensi Buku
Jadi, saat menulis resensi maka kita menyertakan terhadap enam unsur di atas. Unsur-unsur tersebut harus ada dalam tulisan resensi. Setelah merinci dan mengetahui unsur-unsur resensi, ulasan berikutnya adalah cara membuat resensi buku. Lalu, apa langkah-langkahnya?
1. Memilih Buku yang Diresensi
Menentukan pilihan buku mana yang akan diresensi. Apakah buku tersebut bergenre fiksi atau non-fiksi, pelajaran, pengetahuan atau sebuah novel? Menulis resensi buku pada dasarnya sama. Hanya saja, tetap memiliki sedikit perbedaan terutama sisi kronologis cerita.
Adapun yang perlu diperhatikan terhadap beberapa poin ketika memutus buku yang akan diresensi. Buku tersebut harus memenuhi parameter berupa isinya tentang persoalan aktual, kualitas buku yang bagus, belum pernah diresensi dan terbitan baru.
2. Membaca Buku
Tentunya membaca buku sebelum menulis resensi. Karena dengan tidak membaca isinya secara gamblang, maka tidak tahu isi, tujuan, makna dan pesan yang terdapat di dalam buku sebagai suara hati pengarang buku dengan nyata. Ketika sedang membaca buku jangan lupa untuk menandai poin-poin penting yang akan dimuat sebagai salah satu bahan untuk menulis resensi.
Proses membaca buku nantinya akan merasakan sendiri bagaimana pengarang menceritakan kisah-kisah yang tertuang dengan mendapatkan feeling dan emosi saat memahami alur ceritanya, serta mendapatkan hikmah yang tersirat dan informasi. Sehingga mendapatkan ide-ide dan kerangka untuk mengulas buku tersebut.
Selain itu, dapat menentukan sisi yang menarik dari buku tersebut yang bisa diangkat ke dalam ulasan yang perlu sekali dibahas untuk diketahui pembaca dan pengarang. Selain itu,.juga akan mengetahui bagian kesenangan dari penikmat karya yang ditulisnya dengan cara memilih bagian/isi dari buku tersebut yang di-highlight dalam resensi.
3. Teknik Menulis Resensi
Saran penting untuk memilih tepat teknik menulis resensi yang akan digunakan. Ada beragam teknik menulis resensi yakni Teknik Cutting dan Glueing, Teknik Focusing, dan Teknik Comparing.
- Teknik Cutting dan Glueing adalah teknik menulis resensi dengan merekatkan bagian-bagian tulisan. Semua bagian tersebut isinya ada materi yang menarik perhatian, yang terdapat di dalam buku yang hendak kita resensi, serta mencerminkan gagasan-gagasan inti si penulis buku
- Teknis Focusing adalah teknik menulis resensi dengan memusatkan perhatian kepada satu aspek tertentu yang disajikan dalam objek resensi bisa fokus kepada si pengarang, tokoh-tokoh maaupun alur ceritanya
- Teknik Comparing adalah teknik menulis dengan membandingkan atas hal-hal yang terdapat dalam objek resensi dengan sumber lain yang membahas topik yang sama.
4. Menulis 6 Unsur Resensi
Pada tahap ini, wajib sekali.tidak melupakan bagian penting yang ada di dalam unsur-unsur resensi. Setelah mendapatkan cerita yang akan diangkat dalam resensi, maka harus menentukan judul resensi, menulis identitas buku, membuat intisari, memberikan penilaian berisi kelebihan dan kekurangan, dan menutup resensi dengan opini serta rekomendasi apabila dibutuhkan.
5. Cek Resensi yang Ditulis
Setelah selesai menulis resensi, maka tak ayalnya untuk mengoreksi tulisan dengan cara membaca ulang, memeriksa apakah ada typo, kesalahan terhadap struktur penulisan, data yang belum lengkap, dan sebagainya. Cara ini digunakan agar tulisan resensi tersebut menjadi epik dan indah. Sehingga pembaca pun tetap setia membacanya sampai akhir, nyaman dan mudah menangkap isi resensinya.
G. Contoh Resensi Buku
Dibawah ini merupakan contoh meresensi sebuah buku bergenre non fiksi.
1. Contoh Resensi Buku Non-Fiksi
Identitas Buku :
- Judul buku : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
- Pengarang : Mark Manson
- Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia
- Tanggal Terbit : 20 Februari 2005
- ISBN : 9786024526986
- Tebal halaman : 256 halaman
- Lebar : 14.0 cm
- Panjang : 21.0 cm
Sinopsis Buku :
“Apapun masalahnya, konsepnya sama: selesaikan masalah, lalu berbahagialah. Sayangnya bagi banyak orang, rasanya hidup tidak sesederhana itu. Itu karena mereka menghadapi masalah dengan paling tidak satu dari dua cara berikut: penyangkalan atau mentalitas korban” (hal 37)
Isi Resensi:
Buku ini menceritakan seorang Charles Bukowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan,penjudi kronis,kasar, kikir,dan tukang utang.Ia bercita-cita menjadi seorang penulis. Karya Bukowski selalu ditolak oleh hampir setiap majalah, tetapi hal tersebut tidak membuatnya menyerah ia tetap menulis dan membuat puisi. Sehingga dengan pengalamannya ia memiliki sikap bodo amat
Dalam bukunya yang berisi makna cuek yang bukan berarti tidak peduli terhadap apapun, Charles Bukowski gambaran sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup dalam memilih apa yang penting karena pada intinya hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya.
Kelebihan Buku:
Melalui karakter tokoh Charles Bukowski yang kuat dan gigih, kita mendapat makna tersendiri untuk bersikap cuek, dan tetap bahagia menatap masalah yang sedang dialami
Kekurangan Buku:
Meskipun judulnya seolah memberi kesan tentang kiat-kiat cuek, tapi ternyata tidak cuek disini menggambarkan seorang pejuang yang meraih impian dengan segala rintangan.