PANDEGLANG, Harianexpose.com –
Salah satu keluarga yang ada di wilayah Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, rumahnya di kelilingi oleh pagar kawat berduri. Tak ayal, sehingga sulit untuk beraktifitas lantaran terlebih dulu harus menerobos pagar kawat berduri tersebut.
Adalah Bintang yang baru duduk di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Citereup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, yang setiap pergi ke sekolah terlebih dulu harus melintasi pagar kawat berduri.
Tak pelak lagi, sehingga Bintang pun sering mengeluh dan bsrharap pagar kawat berduri itu di lepas oleh pemiliknya. Sebab, Bintang terkadang tubuhnya menjadi terluka dan baju yang dipakainya juga kerap tersangkut di pagar kawat berduri tersebut.
Etin Pitriah dan suaminya bernama Sopian Ependi yang tinggal di Kampung Cipanon RT/RW 02/05 Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, merasa kasihan kepada anaknya yang bernama Bintang. Sebab, setiap berangkat sekolah harus berjibaku dengan pagar kawat berduri. Sehingga tak jarang Bintang sering tergores kakinya di saat melintasi pagar kawat berduri tersebut. “Kami pun sekeluarga sangat kesulitan untuk beraktifitas di saat mau keluar rumah,” bebernya.
Makmur Napitupulu sebagai Litbang DPP GWI Pandeglang, ketika diwawancarai oleh awak media, pada Rabu (17/11/2021), mengatakan, pihaknya mengutuk keras apa yang dilakukan oleh pihak yang mengklaim sebagai pemilik tanah tersebut.
“Silahkan saja proses hukum berlanjut, tetapi jangan sampai mengorbankan anak bangsa. Terkutuklah manusia yang mengorbankan nasib anak bangsa. Silahkan saja proses masalah sengketa tanah tersebut. Namun, jangan bunuh nasib anak bangsa dalam menimba ilmu,” tandasnya.
Reportase : Herman.
Editor In Chief : Hairuzaman.