Eforia Tahun Baru Masehi dan Pesta Kembang Api

Oleh ; HAIRUZAMAN.

(Komisioner Infokom MUI Provinsi Banten).

Perayaan tahun baru 2023 sudah di depan mata. Masyarakat pun menyambutnya dengan suka cita. Ada yang merayakan dengan pesta kembang api dan ada pula yang secara sederhana dengan hanya bakar jagung serta aktifitas lainnya.

Sejatinya bagi umat Islam, eforia merayakan tahun baru dengan kultur seperti itu harus ditinggalkan. Pasalnya, kultur merayakan tahun baru dengan membakar jagung dan pesta kembang api maupun konvoi kendaraan di jalan raya bukanlah budaya umat Islam. Pasalnya, umat Islam hanya mengenal Tahun Baru Hijriyah yang jatuh setiap tanggal 1 Muharram

Celakanya, justru peringatan Tahun Baru Hijriah pada 1 Muharram itu tidak semarak seperti perayaan tahun baru Masehi. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Tahun Baru Hijriyah di masjid-masjid nyaris sepi oleh jema’ah. Tak pelak, sehingga hal itu membuat prihatin semua pihak, terutama kalangan umat Islam.

Justru hingar-bingar tahun baru Masehi begitu sangat berlebihan. Bahkan, ada yang jauh-jauh hari sibuk untuk menyiapkan berbagai acara pada pergantian tutup tahun tersebut. Mulai dengan merayakannya dengan pesta kembamg api, bakar jagung hingga yang bisa mengganggu ketertiban umum dengan melakukan konvoi kemdaraan bermotor di jalan raya.

Tahun Baru Hijriyah

Amalan akhir tahun hijriyah sebenarnya sangat baik untuk dilakukan dengan cara-cara yang sederhana, seperti mandi atau membersihkan diri, memotong kuku, hingga mengusap kepala anak yatim. Kendati sederhana, namun berbagai amalan ini dapat menambah pahala dan kebaikan di akhir tahun dan awal tahun baru.

Berbagai amalan akhir tahun hijriyah dan do’anya dapat kita lakukan dengan Puasa Sunah Akhir dan Awal Tahun.

Amalan akhir tahun hijriyah yang pertama adalah dengan menunaikan puasa sunah. Puasa sunah ini dilakukan sebagai amalan penutup di akhir tahun dan sebagai amalan pembuka di awal tahun. Dengan begitu, puasa sunah akhir dan awal tahun ini biasanya dilaksanakan selama dua hari.

Puasa ini dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWY dan bermuhasabah. Musahabah artinya, introspeksi diri atau refleksi diri, yaitu melihat diri sendiri selama satu tahun ke belakang hal apa saja yang telah dilakukan. Apakah sudah melakukan cukup kebaikan atau justru lebih banyak melakukan kesalahan dan dosa.

Tentu saja muhasabah perlu dilakukan di setiap pergantian tahun. Dengan begitu, kita bisa melewati pergantian tahun dengan lebih berarti dan penuh makna, dibandingkan membiarkan pergantian tahun berlalu begitu saja. Dalam hal ini, ibadah puasa sunah di akhir dan awal tahun hijriyah bisa menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan.

Bahkan, anjuran puasa sunah ini dikatakan langsung oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadist,

“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir tahun dari bulan Dzulhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharram, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa, dan Allah Ta’ala menjadikan kaffarah/terlebur dosanya selama 50 tahun”.

Amalan Akhir Tahun Hijriyah

Selain melakukan ibadah puasa sunah, terdapat beberapa amalan akhir tahun hijriyah lain yang baik untuk dikerjakan. Amalan akhir tahun hijriyah ini bisa dilakukan dengan memperbanyak salat sunah, menyambung silaturahmi antar saudara dan sesama manusia, mengambil sebagian dari harta untuk disedekahkan pada yang berhak, berziarah kepada ulama baik yang masih hidup maupun sudah meninggal, serta membaca surat Al Ikhlas sebanyak 1000 kali.

Selain itu, amalan akhir tahun hijriyah juga dapat dilakukan dengan hal-hal yang sederhana. Mulai dari mandi atau membersihkan diri, menjenguk orang yang sakit, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, dan mengusap kepala anak yatim. Beberapa amalan ini memang sederhana, namun dapat memberikan dampak kebaikan terhadap diri sendiri dan sesama.

Memperbanyak amalan di akhir hijriyah juga menjadi salah satu upaya untuk mendekatkan diri pada Allah. Selain itu, amalan ini juga dapat membukakan ampunan dari Allah SWT atas segala perbuatan atau kesalahan yang telah dilakukan. Terakhir, amalan ini dapat memberikan kesempatan bagi Anda untuk menebar kebaikan dan manfaat kepada sesama. Tentu, Allah akan memberikan kebaikan pula pada setiap hambanya yang baik dan bermurah hati.

Lafal Do’a Akhir dan Awal Tahun Hijriyah.

Setelah mengetahui berbagai amalan akhir tahun hijriyah, terakhir terdapat lafal doa yang sering dibaca Rasulullah di akhir dan awal pergantian tahun. Anjuran doa akhir tahun hijriyah yaitu dibaca sebanyak 3 kali sebelum maghrib pada hari terakhir bulan Dzulhijjah.

Sementara doa awal tahun hijriyah dapat dibaca setelah pergantian tahun, atau sudah resmi memasuki tahun baru Islam. Berikut bacaan doa dan artinya:

Doa akhir tahun hijriyah

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya: “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.

Do’a awal tahun hijriyah.

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini.” *”

 

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top