Reportase : Yuyi Rohmatunisa
Pemimpin Redaksi : Hairuzaman
KOTA SERANG | Harianexpose.com —
Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin, menegaskan, pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam meningkatkan kualitas layanan ibadah haji di Indonesia. Hal ini diungkapkannya saat berbincang dengan wartawan, pada Selasa (21/01/2025) usai mengikuti diskusi yang melibatkan pemangku kepentingan dari Kementerian Agama, rektor, kepala kantor wilayah dan elemen masyarakat lainnya.
Ibadah haji bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga sarat dengan dimensi nasionalisme dan spiritualitas. Karena itu, layanan haji harus terus ditingkatkan, baik dari sisi sarana dan prasarana maupun dari kualitas pembinaan jama’ah,” jelasnya.
Dimensi Nasionalisme
Prof. Wawan menyoroti nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji. Salah satunya adalah pemberian dam (denda) yang mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian sosial. Menurut ia, nilai ini dapat menjadi inspirasi untuk mendukung program pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Larangan memetik pohon di Arafah juga mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Jika diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa, ini bisa menjadi langkah preventif terhadap kerusakan alam.seperti, penebangan liar dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Melontar jumrah, menurut Prof. Wawan, dapat diartikan sebagai simbol penolakan terhadap godaan dan kejahatan. Dalam konteks kehidupan sosial, nilai ini relevan untuk membangun pendidikan karakter yang menjauhi konflik dan kekerasan, khususnya di kalangan generasi muda.
Dimensi Spiritualitas
Selain aspek nasionalisme, ibadah haji juga mengajarkan nilai-nilai spiritualitas yang mendalam. Prof. Wawan menekankan pentingnya keseimbangan antara kesalehan individu dan sosial.
Ibadah haji harus membawa perubahan positif, tidak hanya dalam kehidupan pribadi jama’ah. Akan tetapi juga dalam kontribusi mereka terhadap masyarakat. Hal ini termasuk partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, ekonomi dan budaya,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga kemabruran ibadah haji dengan terus meningkatkan kualitas ibadah pasca-haji. “Spiritualitas yang terbangun selama ibadah haji harus menjadi motivasi untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” tegasnya.
Konklusi : Pilar Pembangunan Bangsa
Prof. Wawan mengajak seluruh pihak untuk menjadikan ibadah haji sebagai momentum guna membangun Indonesia yang lebih baik. Nilai-nilai nasionalisme dan spiritualitas yang terkandung dalam ibadah haji, jika diaplikasikan secara konsisten, maka dapat menjadi katalisator untuk menciptakan harmoni sosial, melestarikan lingkungan dan memberdayakan masyarakat.
Ibadah haji bukan hanya tentang individu, melainkan tentang manfaat yang dirasakan oleh bangsa dan negara,” pungkasnya