Filosofi Isro Mi’raj dan Tradisi Belah Ketupat di Banten

Oleh: H. Mubayyan.

(Editor Harianexpose.com) .

Isro Mi’raj adalah kejadian luar biasa yang di dapat pada diri Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dapat di maknai sebagai bentuk kecintaan kepada Baginda Rasulullah SAW, terutama untuk menjadikan shalat sebagai pondasi bagi umat Islam.

Di daerah Provinsi Banten pun peringatan Isro Mi’raj ini sudah menjadi suatu tradisi keagamaan. Selain itu, ada pula tradisi yang cukup menarik dan unik yang ada di wilayah Provinsi Banten. Dimana ada sebagian masyarakat terutama di kampung-kampung apabila memperingati Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW, pada bulan Rajab dibarengi dengan tradisi memasak ketupat.

Ada apa dengan ketupat dan peringatan Isro Mi’raj. Apa ada korelasinya?. Jika menilik pada kisah Rasulullah SAW ketika menerima wahyu dari Allah SWT, untuk menerima perintah shalat lima waktu ketika itu dibersihkan dan dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril. Ternyata dibelahnya dada Rasulullah SAW tersebut untuk disucikan menjadi qiyas bahwa belah ketupat terutama di daerah Banten dijadikan tradisi orang-orang tua kita ratusan tahun silam.

Hal ini apakah dibolehkan, tetnyata hal ini perkara adat dan budaya sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah dan hukum agama Islam. Jadi, boleh-boleh saja memaknai peristiwa keagamaan dengan tradisi sepanjang itu tidak menyimpang. Orang tua dulu sangat pandai membuat filsafat hidup yang disesuaikan dengan sebuah peristiwa, misal ketika Rasulullah SAW dibedah dadanya. Maka di daerah Banten yang dibedah adalah ketupat.

Selain harus menjalankan perintah shalat 5 waktu, tradisi belah ketupat di bulan Rajab secara filosofis bisa dimaknai pula mengajarkan kita agar dapat memupuk jiwa sosial yang tinggi dan membangkitkan kepekaan sosial terhadap umat muslim di sekitarnya.

Ketupat-ketupat itu bisa dimakan sendiri atau dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Dalam tradisi di Provinsi Banten, apabila datang bulan Rajab, pastilah masyarakat membuat ketupat. Hakekatnya peristiwa Isro Mi’raj bukanlah semata-mata peringatan. Tapi yang pokok adalah bagaimana perintah shalat lima waktu yang dicanangkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW menjadi pondasi dan landasan umat muslim. Wallahu a’lam bissowab. **

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top