Dalil Ngalap Barokah

Oleh : Hamdan Suhaimi 

(Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
dan Ketua PW Rijalul Ansor Banten)

Kebiasaan umat muslim di Indonesia jika berharap sesuatu itu pasti yang dicari keberkahan, atau ngalap berkah. Kendatii bukan hanya warga Nahdlatul Ulama (NU) saja yang terbiasa seperti ini (ngalap barokah). Akan tetapi juga ada yang non muslim dengan jujurnya mengucap kata ngalap barokah ketika tengah mengupayakan sesuatu.

Kata barakallah, tabarrukan atau berkah, barokah dan ngalap barokah. Istilah-istilah yang sering terucap dan tertulis. Ini bermaksud bahwa hidup kita selalu mengharapkan keberkahan. Tiada arti hidup jika tidak diharapkan keberkahannya, barokah yang sering kita dengar dengan pengertian tambahnya kebaikan. Dari kebiasaan awam hingga yang sudah alim selalu yabg diucapkan ngalap barokah atau tabarrukan.

Kita menjadi muslim Indonesia sudah sejak leluhur mengajarkan agar tabarrukan, terkhusus kepada para Abdun Sholihun (hamba yang soleh) yang kalau di Indonesia isinya para kiai, ustadz dan orang-orang yang dituakan oleh masyarakat.

Mari kita lihat dalil-dalil terkait tabarrukan, atau terkait ngalap barokah. Allah S.w.t telah berfirman :

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya : Maha Suci (Maha Barokah) Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuat ( Q.S. Al-Mulk )

وَهَـذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya : Dan Al-Qur’an ini adalah kitab barokah (yang diberkati) yang Kami turunkan, maka ikutilah (ajaran)nya, dan bertaqwalah agar kamu disayangi (oleh Allah). ( Q.S. Al-An’am : 155 ).

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ

Artinya : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah komi anugerahkan barokah pada negeri/tempat sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari landa-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isro’ :  ayat 1).

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ

Artinya : Sesunguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Makkah) yang dianugernhi barokah, dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imron : ayat 96)

وَجَعَلَنِي مُبَارَكاً أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيّاً

Artinya : Dan Dia menjadikan aku (Nabi Isa as) seorang yang dianugerahi barokah dimana saja aku berada: dan dia memerintahkan kepadaku untuk (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (QS. Maryam ayat 31).

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

Artinya : Jikalau sekiranya penduduk desa / negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami anugerahkan kepada (kehidupan) mereka barokah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS AI-A’rof : ayat 96).

Tulisan di atas tidak kemudian dilanjutkan dengan tafsir-tafsirnya, tidak dengan balagohnya. Hal ini dimaksud agar dilihat sebagai kekongkritan bahwa ngalap barokah memang didasari dalil. Kiai, guru, dan orang tua kita tidak pernah menyinggung-nyinggung soal dalil ketika mereka memberi nasihat agama. Mereka telah mencerahi bukan mendikte. Karena beragama itu didasarkan kesadaran dan kerelaan (ikhlas).

 

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top