Tragedi Pembunuhan Nyi Mayanti, Ronggeng Cantik dari Pamarayan

Oleh : Hamdan Suhaemi

Belakangan saya diingatkan oleh kawan saat melintas di atas jembatan Nyapah, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, diminta hati-hati dan tetap waspada. Saya bertanya ada apa di jembatan ini ? teman saya bilang, ya hati-hati saja, Karena sering ada perempuan yang berdiri di jembatan tersebut.

Tentu, nalar saya ingin tahu tentang jembatan yang ia bilang mistis dan horor itu. Teman saya bilang, jangan berhenti ketika disapa perempuan yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah jembatan, atau baca-baca ketika ada penampakan perempuan berkain merah itu, ia sangat mengganggu dan membahayakan.

Siapa perempuan itu, teman bilang “Nyi Mayanti” seorang sinden topeng atau biasa kita sebut ronggeng. Nyi Mayanti tak seorang diri, biasanya satu group, ada penabuh kendang, dan alat musik lainnya. Kebetulan, Nyi Mayanti ini yang tersohor sebagai ronggeng dan kurang begitu dikenal nama groupnya. Alasannya memang klasik, karena Nyi Mayanti terkenal cantik dan sangat memukau para penonton.

Kisah itu dimulai ketika rombongan Nyi Mayanti pulang dari meronggeng di daerah Kawedanaan Ciruas, Kabupaten Serang dan hendak pulang ke rumahnya di Pamarayan. Namun, saat sampai Nyapah, mereka dihadang oleh komplotan perampok yang datang tanpa diketahui asal-usulnya. Para perampok dengan cepat merampas uang saweran hasil meronggeng Nyi Mayanti.

Setelah merampas semua yang dimiliki oleh Nyi Mayanti dan groupnya, kemudian mereka membantainya secara sadis. Belum puas dengan itu, lalu para perampok membenamkan mayat-mayat yang tergeletak bergelimang darah tersebut di bawah jembatan yang mereka robohkan. Keesokan harinya, hanya bau anyir darah yang tersisa. Pasalnya, warga setempat kesulitan untuk mengevakuasi mayat-mayat yang terkubur bersamaan robohnya jembatan tersebut.

Begitu pilu dan menyedihkan peristiwa tragis yang dialami Nyi Mayanti, hingga menjadi buah bibir, Peristiwa tersebut menjadi masyhur dibicarakan dari mulut ke mulut. Tak ayal, sehingga untuk beberapa waktu tidak ada orang yang melintas di jembatan bekas tragedi pembunuhan sadis itu. Begitu horornya suasana jembatan pasca peristiwa tersebut.

Beberapa waktu kemudian, arwah Nyi Mayanti tidak tenang, di hampir setiap jembatan dimana pun ia selalu menampakkan dirinya. Seolah masih penasaran untuk membalas para perampok yang telah membunuhnya secara sadis.

Hingga kini setelah melewati puluhan tahun silam, Nyi Mayanti masih sering nampak hadir di sudut atau di tengah jembatan dimana jasadnya dibenamkan oleh kawanan perampok.

Dulu, awal Januari tahun 2010, saya dan istri yang tengah hamil 9 bulan, menghadiri tahlilan nenek saya yang wafat di Cijoro, Pasir Malang Nengah, Rangkas Bitung. Malam itu, saya putuskan untuk pulang ke rumah, kendati jam dinding telah menunjukkan pukul 23.00 WIB.

Naik sepeda motor membonceng istri yang tengah hamil tua melintasi jalanan wilayah Kecamatan Petir yang gelap-gulita dan jalannya juga masih rusak tak membuat surut nyali, Karena memang ingin pulang. Ketika melintas jembatan Nyapah Walantaka, saya belum tahu misteri jembatan tersebut, meski saya tidak menggubris sosok perempuan yang berdiri percis di pinggir jembatan yang menghadap ke belakang. Karena saya anggap penduduk setempat, tapi jam menunjukkan pukul 23:20 WIB, masa iya ada perempuan berdiri malam-malam di jembatan itu. Pengalaman itu saya tutup rapat-rapat, Karena saya sudah terbiasa melihat makhluk astral semacam itu.

Belakangan diceritakan soal jembatan Nyapah itu, saya berpikir seribu kali untuk tidak mengulang membonceng istri naik sepeda motor melintas di jembatan itu. Yang jelas pengalaman tak perlu diulang, cukup jadi nostalgia. Saya sebut pengalaman bodoh yang pernah saya lakukan.

Www.Harianexpose.com @ 2020 "The News Online Portal Today"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top