Surat Terbuka Buat Bupati Serang

Oleh : HAIRUZAMAN

(Penulis Buku dan Praktisi Pers)

Jujur saja, saya memang berdecak kagum dengan kepemimpinan Bupati Serang, Hj. Ratu Tatu Chasanah, SE, M.Ak, yang mampu menyulap jalan-jalan di pedesaan yang semula berlubang, berdebu dan becek jika hujan turun yang berakibat fatal bagi pengguna jalan. Namun, sekarang infrastruktur jalan di wilayah Kabupaten Serang, tercatat sekitar 1500 kilometer lebih menjadi mulus dan berdampak positif bagi kehidupan perekonomian masyarakat.

Akibat infrastruktur jalan yang bagus itu, masyarakat di pedesaan dengan mudah untuk mengangkut hasil buminya ke kota. Mereka tidak lagi harus bersusah payah dan berjibaku dengan kondisi jalan yang rusak parah, berlubang, becek dan berdebu. Sehingga dapat memperlambat proses perjalanan sekedar untuk mengais rezeki. Akibat kondisi jalan yang bagus, tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan pun kian berkurang.

Namun, Bupati Serang, Hj. Ratu Tatu Chasanah, lupa bahwa tingkat pengangguran saat ini semakin tinggi. Akibat jumlah lapangan pekerjaan yang tak sebanding. Sementara antrean para pencari kerja setiap tahunnya kian bertambah. Tak pelak, sehingga bisa memicu kemiskinan ekstrem. Data menunjukkan bahwa angka stunting dan gizi buruk belum terkikis habis. Tak ayal, sehingga masalah kesehatan dan pangan yang cukup bagi masyarakat tak bisa dianggap sepele, Pasalnya, hal tersebut menjadi kebutuhan primer yang harus terpenuhi dan bersifat mendesak.

Jalan-jalan di pedesaan di wilayah Kabupaten Serang memang sudah licin dan bagus. Tapi jangan lupa masih banyak rumah-rumah kumuh dan tak layak huni (Rutilahu). Bahkan, ada pula rumah warga yang nyaris roboh dan kapan saja bisa berakibat fatal lantaran dapat mengancam jiwa penghuninya. Fakta secara empirik menyebutkan pemerintah Kabupaten Serang masih abai terhadap masalah yang tengah menghimpit masyarakat yang hidupnya kurang beruntung secara ekonomi.

Hal ini pula yang tengah dialami salah seorang warga Desa Kramatwatu, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Naiman (45). Sosok Naiman, seorang pedagang Pecel Lele saat ini nyawa keluarganya mulai terancam akibat kondisi rumahnya yang nyaris roboh. Sementara itu, Naiman harus kehilangan pekerjaannya akibat dililit utang rentenir yang mencekik leher. Padahal ia harus menghidupi anakmya yang masih kecil dan keluarganya.

Nasib Naiman memang kurang beruntung. Pasalnya, usaha untuk mendapatkan rehab Rutilahu dari Pemkab Serang hingga kini tak kunjung terwujud. Selama ini, Naiman hanya diberikan janji-janji akan mempunyai rumah idaman dan layak huni.

Infrastruktur jalan di Kabupaten Serang memang tampak begitu mirip di perkotaan. Tapi kenapa masih banyak masyarakat yang mengalami kelaparan. Sehingga stunting dan gizi buruk mengancam kehidupan mereka. Naiman berharap rumahnya yang nyaris roboh itu bisa mendapatkan program Rutilahu dari Pemkab Serang. Sebelum nyawa keluarganya terenggut akibat tertimpa puing-puing reruntuhan. *”

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top