Jakarta, Harianexpose.com –
Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) terus berkiprah memberikan harapan baru atas kecintaannya terhadap budaya berkain nusantara yang mulai banyak digandrungi kaum milenial.
Ketua KCBI, Sita Hanimastuty, mengatakan, masih banyak wanita Indonesia ketika berbusana resmi belum mencerminkan etika ketimuran. Ironisnya, mereka sudah terkontaminasi budaya import.
“Kami menaruh harapan besar, pada KCBI di beberapa kota besar seperti Lombok, Bali, Malang, Bandung, Bogor, untuk terus mensosialisasikan budaya berkain nusantara,” ujar Sita, ketika ditemui di kawsaan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (8/3).
Pada perayaan HUT KCBI yang ke-7 tahun tepatya pada 9 Maret 2021, ditengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), merupakan rangkaian kegiatan sebelumnya dengan tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes).
Sita menjelaskan, KCBI sebagai pelopor penggiat cinta berkain nusantara telah menancapkan kiprahnya bukan hanya di Indonesia saja, bahkan sudah tersosialisasi hingga ke beberapa mancanegara.
“KCBI ini sudah menancapkan kiprahnya seperti, Perth Australia, San Fransisco Amerika Serikat. Selanjutnya komunitas akan segera terbangun di negara-negara Eropa,” ungkap Sita.
Sementara itu, Ketua 1 KCBI, Dyah Sudiro, menambahkan, kegiatan ini sebagai bentuk tanggung jawab estetika dan budaya bersama sebagai Perempuan Indonesia.
“Budaya berkain harus tetap ditanamkan generasi milenial sebagai pewaris dan penerus, Kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dyah mengajak wanita Indonesia untuk turut ambil bagian memberikan andil kontribusi semua dengan menggunakan kain nusantara sebagai wujud cinta produk buatan Indonesia. (Hr/Red).