KUR untuk pelaku usaha atau UMKM plafonnya diperbesar, awalnya hanay senilai Rp.50 juta kini menjadi sebesar Rp.100 juta per orang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan, plafon KUR tanpa jaminan ditingkatkan menjadi Rp.100 juta yang sebelumnya habay Rp.50 juta.
Penyesuaian besaran KUR ini dilakukan lantaran Presiden RI, Joko Widodo, meminta porsi pembiayaan UMKM mampu mencapai level lebih dari 30 persen tahun 2024.
Adapun saat ini, porsi pembiayaan UMKM berada di level 18 persen – 20 persen.
“Pak Presiden meminta bahwa diberikan tantangan yang lebih besar agar ada peningkatan secara lompatan. Sehingga Presiden memberikan arahan kredit UMKM ditargetkan di tahun 2024 adalah lebih dari 30 persen,” ujar Airlangga dalam konferensi virtual usai Rapat Terbatas (Ratas), Senin (5/4).
Tak hanya KUR tanpa jaminan, kredit UMKM dengan plafon antara Rp.500 juta hingga Rp.10 miliar pun ditingkatkan besarannya menjadi Rp.20 miliar.
Airlangga menyebut, Presiden meminta bunga KUR yang plafonnya ditingkatkan tersebut tetap bersaing.
Untuk itu pihaknya akan rapat secara internal untuk membahas berbagai program yang bisa membuat suku bunga KUR tak memberatkan.
“Pak Presiden minta suku bunga bersaing di kisaran 6 persen. Tentu ada penambahan yang dibahas lagi secara internal,” ucap dia.
Adapun opsinya antara lain, membuat program penjaminan melalui Askrindo maupun Jamkrindo yang lebih besar, pemberian subsidi bunga KUR di luar program PEN dengan besaran sekitar Rp.10 triliun per tahun, maupun percepatan realisasi anggaran PEN.
“Dan apabila dilakukan ada anggaran tambahan yang diperlukan, yang sekarang dialokasikan seperti misalnya, (subsidi) KUR 3 persen sampai 3 bulan, kredit UMKM dengan subsidi sampai Juni, dana yang dipersiapkan sekitar Rp.7 triliun. Tentu ada penambahan,” papar Airlangga.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, berharap, penambahan porsi kredit untuk usaha mikro bakal mendorong UMKM naik kelas secara lebih cepat.
“Jadi, kita berharap dengan perubahan dan kebijakan anggaran pembiayaan ini, bisa semakin banyak usaha mikro yang naik menjadi usaha kecil, kecil menjadi menengah, dan seterusnya,” pungkasnya.
Sementara itu, pada tahun 2020, realisasi KUR mencapai Rp.198,53 triliun atau 104 persen melampaui target.
KUR terdiri dari kredit usaha mikro di bawah Rp.10 miliar dengan penyaluran Rp.8,49 triliun untuk 2,4 juta nasabah.
KUR terbesar adalah kredit antara Rp.10 juta sampai Rp 50 juta dengan total Rp.128 triliun kepada 3,6 juta nasabah.
Sedangkan kredit dalam jumlah besar antara Rp.50 juta hingga Rp.500 juta mencapai Rp.59 triliun. (Red).