Cilegon, Harianexpose.com –
Menjelang akhir masa bhakti jabatan Gubernur Banten, Wahidin Halim, yang akan habis pada Mei 2022 ini, berbagai informasi di dunia maya menampilkan beberapa figur pengganti. Seolah-olah inilah orang-orang yang akan digadang-gadang untuk bakal kandidat Pj Gubernur Banten.
Berdasarkan situasi dan kondisi tersebut, Ketua Umum DPP LSM JAMBAKK yang juga Ketua DPD Solmet Kota Cilegon, Feriyana, mengomentari, saat coffee break di kawasan Taman Kota Cilegon, pada Kamis (24/03/2022), pada ghalibnya pihaknya merasa aneh dan janggal melihat figur-figur yang muncul di sosmed maupun media massa Pasalnya, mayoritas yang tampil bakal digadang-gadang sebagai kandidat dinilai orang-orang yang belum tahu dan paham dengan situasi dan kondisi masyarakat Banten.
“Banten adalah provinsi yang dikenal religius. Selain itu, earifan lokal tentunya harus menjadi skala prioritas untuk mereka yang akan duduk sebagai Pj Gubernur di Banten,”ujarnya seraya menambahkan, dari figur yang sempat mencuat dipubik belakangan ini bagai api jauh dari panggang.
Disisi lain, Feriyana yang juga Ketua Seni dan Budaya Terumbu Kota Cilegon, memandang bahwa untuk menentukan Pj Gubernur Banten ini adalah hak prerogratif Presiden, berdasarkan 3 nama yang direkomendasikan Mendagri RI.
Tapi, lanjut Feriyana, sebagai Pengurus Daerah dari organ Relawan Jokowi, harus diingat, momentum tahun 2024 adalah moment dimana konstelasi politik menjadi akumulasi gerakan politik. Karena pada tahun itu, akan terjadi Pileg, Pilpres dan Pilkada, untuk itu dibutuhkan figur yang tegas dan mempunyai kemampuan dalam penciptaan situasi Kamtibmas yang terkendali dan kondusif.
“Untuk mendapatkan sosok ini, mungkin tidak mudah. Namun, minimal latar belakang yang memahami tentang cara dan strategi terhadap pola-pola pengendalian situasi kamtibmas, ya minimal yang punya background di kepolisian,”imbuhnya.
Menurut Feriyana, kriteria itu pun belum cukup. Disisi lain, sosok ini juga harus memahami tentang historis, kultur hingga kearifan lokal masyarakat Banten. Berarti sosok ini yang pernah bertugas di Banten, minimal di atas 10 tahun. “Saya yakin, sosok ini pasti ada, apabila Presiden Jokowi melalui Mendagri bisa mencari database yang ada,”ungkap Feriyana.
“Karena apabila Presiden salah menempatkan orang lantaran ambisi kepentingan kelompok, maupun pembisik yang salah. Maka saya berkeyakinan, apa yang terjadi pada proses perjalanan hingga menjelang pesta demokrasi 2024. Kondisi Banten akan semakin carut-marut. Berarti amanat Presiden kepada Pj Gubernur Banten yang notabene kepanjangan tangan Pemerintah Pusat di daerah akan gagal maupun tidak sesuai apa yang diharapkan,” pungkasnya.
Reportase : Suprani).
Editor In Chief : Hairuzaman.