Pilwalkot Serang, dari Jualan “Juragan Kambing” Sampai Jargon “Sat-Set”

 

Oleh : HAIRUZAMAN.

(Penulis Buku dan Praktisi Pers)

Menjelang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Serang tahun 2024 ini, masing-masing Bakal Calon Walikota mempunyai cara tersendiri guna mempengaruhi masyarakat agar merasa simpatik. Dengan memasang baliho kecil hingga berukuran besar yang bertebaran di sudut-sudut jalan di Kota Serang.

Uniknya, baliho tersebut ada yang bertuliskan “Juragan Kambing” dan ada pula yang mengusung jargon bertuliskan “Sat-Set”. Padahal untuk menjadi orang nomor satu di Kota Serang, tentu saja tidak terlepas dari rekam jejak bakal calon Walikota dan mempunyai pemgetahuan serta pengalaman di bidang pemerintahan. Sebab, jargon juragan kambing sama sekali tak ada hubungannya dengan urusan tata kelola pemerintahan. Karena kambing itu identik dengan ternak dan tak ada korelasinya sama sekali dengan tata kelola pemerintahan.

Seorang juragan kambing maupun juragan kerbau, memang tak ada larangan untuk maju dalam bursa Walikota Serang. Akan tetapi, ketika narasi tersebut dikaitkan dengan tata kelola pemerintahan, maka dinilai kurang begitu tepat. Kendati hal itu bertujuan untuk mencari simpatik masyarakat pemilih dalam gelaran Pilwalkot Serang.

Sejatinya para kandidat Walikota Serang, harus saling beradu visi dan misi guna mensejabterakan kebidupan masyarakat serta memajukan Kota Serang ke depan. Apalagi Kota Serang merupakan etalasenya Provinsi Banten. Tentu saja hal ini suatu pekerjaan yang bakal menguras energi.

Kandidat Walikota Serang juga diharapkan mampu “mengerek” Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terbilang masih kecil apabila dibandingkan dengan daerah lainnya. Sehingga harus mampu menggali “lubang” berbagai potensi daerah guna mendongkrak PAD Kota Serang.

Saat ini di wilayah Kota Serang infrastrukturnya juga masih banyak yang harus dibenahi. Sebut saja seperti, drainase jalan raya yang buruk. Tak ayal, akibatnya menjadi sumber terjadinya bencana banjir di beberapa titik. Selain itu, masih terdapat pula sejumlah ruas jalan yang rusak parah. Sehingga dapat mengganggu arus lalu lintas jalan sebagai urat nadi perekonomian masyarakat.

Tampak pula rumah-rumah warga Kota Serang yang tergolong masih tak layak untuk dihuni. Sehingga program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) harus terus digenjot guna kesejahteraan masyarakat Kota Serang. Masih banyak hal lain yang harus menjadi fokus perhatian Pemerintah Kota Serang guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. * ”

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top