H. Mam’un Syahroni Bicara Pembangunan dan Tantangan Masjid Ikon Provinsi Banten

Reportase : Yuyi Rohmatunisa

Pemimpin Redaksi : Hairuzaman

KOTA SERANG | Harianexpose.com —

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Agung Ats-Tsauroh Serang, H. Mam’un Syahroni, kepada wartawan, pada Jum’at (6/12/2024), mengungkapkan berbagai tantangan dan harapan terkait perkembangan masjid yang kini menjadi ikon spiritual di Provinsi Banten.

Masjid Agung Ats-Tsauroh yang dulu dikenal dengan nama Masjid Pegantungan, dibangun pada masa pemerintahan Bupati Pandeglang, Rd. Tumenggung Basudin Tjondronegoro. Sejak direnovasi pada 1974 dan berganti nama menjadi Ats-Tsauroh, masjid ini telah mengalami beberapa renovasi besar dan kini dikenal dengan ciri khas arsitektur Jawa dengan atap limas tumpang tiga serta kolom-kolom tiang yang kokoh.senagai simbol kesuburan Banten.

Menurut H. Ma’mun dalam masa kepemimpinannya selama empat tahun terakhir, pembangunan masjid dan taman berjalan lancar kendati DKM tidak dilibatkan langsung dalam proses pembangunan dan pengelolaan anggaran.

“Proses pembangunan sudah mencapai tahap ketiga. Namun, kami tidak dilibatkan dalam perencanaan anggaran dan pelaksanaannya. Saya lebih memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih mendasar. Tugas saya adalah memastikan kelancaran operasional masjid hingga 15 Januari 2025 mendatang,” ungkap H. Ma’mum.

Ia mengungkapkan, berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan masjid, terutama terkait keamanan dan kebersihan. Keamanan menjadi salah satu masalah utama karena sebagian besar pengamanan kurang memiliki pelatihan profesional. Karena itu, pihaknya berusaha meningkatkan kualitas pengamanan dengan melibatkan sumber daya dari pensiunan Kodim 0602/Serang dan Korem 064/MY.

Selain itu, kebersihan masjid yang sudah berusia puluhan tahun juga menjadi tantangan. “Kami membersihkan 50% dari area masjid, 25% dibersihkan oleh pihak luar,. Sedangkan sisanya saya alokasikan sendiri. Tantangannya adalah sumber daya manusia yang terbatas. Karena para pekerja kebersihan tidak mampu mengatasi seluruh area dengan cepat,” ujar H.Ma’mun.

Melihat ke depan, H. Ma’mun berharap Masjid Agung Ats-Tsauroh Kota Serang bisa menjadi masjid ikon bagi Provinsi Banten. “Kami berharap masjid ini bisa menjadi tempat yang lebih ramah dan nyaman, tidak hanya untuk umat Muslim tetapi juga untuk masyarakat umum yang datang dari berbagai daerah, seperti, Sukabumi, Cianjur, hingga Jakarta,” katanya.

Dalam hal ini, ia menekankan pentingnya peningkatan sarana dan prasarana masjid serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk pengurus masjid dan petugas kebersihan.

“Kami berharap Walikota Serang yang baru dapat memberikan perhatian lebih pada pengelolaan masjid ini. Honor untuk pengurus dan pekerja disini juga perlu disesuaikan dengan UMR atau UMK agar lebih sesuai dengan standar hidup layak,” tambahnya.

Program unggulan yang ingin dikembangkan oleh H.Ma’mun adalah pemberdayaan generasi muda. “Kami ingin mengajak Perguruan Tinggi se-Provinsi Banten untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan di masjid ini. Generasi muda harus diberikan ruang untuk berperan dalam dakwah dan pengembangan masjid,” ujarnya.

H. Ma’mun juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara pengurus masjid dan jama’ah. “Kami perlu kerjasama yang baik antara pengurus, jama’ah dan seluruh pihak terkait, terutama dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan di masjid,” tutupnya.

Menjelang akhir wawancara, H. Ma’mun berharap agar perhatian terhadap pengelolaan masjid semakin meningkat, terutama dengan adanya kepemimpinan baru di tingkat kota. “Kami tidak menuntut banyak, hanya keadilan dalam pemberian hak dan dukungan yang sesuai dengan standar yang ada di kota serang,” katanya.

Dengan visi dan program yang jelas, H. Ma’mun optimis Masjid Agung Ats-Tsauroh akan terus berkembang menjadi tempat ibadah yang tidak hanya nyaman bagi umat Islam, tetapi juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Kota Serang, Banten.

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top