Serang, Harianexpose.com –
Wakil Gubernur Banten, H. Andika Hazrumy menghadiri peringatan Isra Mi’raj di Ponpes Jami’atul Ikhwan, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang, pada Kamis (3/3) malam. Dalam acara yang juga digabung dengan istighasah kebangsaan dan haul masyayikh Nahdlatul Ulama tersebut, Andika minta para tokoh alim ulama mendoa’0kan Provinsi Banten agar terhindar dari segala mala petaka.
“Permohonan ini saya sampaikan mewakili Pemerintah Provinsi dan masyarakat Banten mengingat kita di Banten, khususnya di Serang, baru saja mengalami musibah banjir yang skalanya besar dan pertama dalam sejarah,” kata Andika.
Hadir pada acara tersebut Wakil Ketua PBNU, KH. Zulfa Mustofa, Ketua PCNU Kabupaten Serang, M. Robi IZT, dan Rais Syuriah PCNU Kabupaten Serang yang juga pengasuh Ponpes Jami’atul Ikhwan KH .Tb. A. Khidori Yusuf. Ikut hadir Ketua Komisi VIII DPR-RI, Yandri Susanto dan Wakil Ketua DPRD Banten, Fahmi Hakim.
Andika mengungkapkan, banjir di Kota Serang dan sekitarnya yang terjadi pada Selasa (1/3) lalu dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi dimana dalam catatan ilmu cuaca disebut sebagai hujan besar siklus 200 tahunan.
Akibatnya, kata Andika, Bendungan Sindangheula yang menampung air untuk aliran Sungai Cibanten yang melintasi Kota Serang menjadi kelebihan kapasitas. Kapasitas maksimal Bendungan Sindangheula sebesar 9 juta kubik, namun akibat hujan intensitas tinggi yang terjadi mengakibatkan volume air di bendungan tersebut menjadi 11 juta kubik. “Nah, kelebihan 2 juta kubiknya itu mengalir secara alami ke aliran Sungai Cibanten,” imbuhnya.
Aliran air yang alami itu menjadi persoalan kemudian, kata Andika, karena badan Sungai Cibanten mengalami penyempitan. Tak ayal, sehingga tidak mampu mengalirkan secara aman kelebihan volume air di Bendungan Sindangheula ke muara sungai di perairan laut Kota Serang. “Jadi, kemarin banyak yang bilang Bendungan Sindangheula jebol. Bukan jebol itu, tapi kelebihan kapasitas yang sebetulnya jika aliran sungainya tidak mengalami penyempitan, banjir tidak akan terjadi,” kata Andika.
Untuk itu, lanjutnya, Pemprov Banten telah mendorong agar Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung dan Cidurian (BBWSC3) sebagai pihak yang berwenang atas Sungai Cibanten, untuk menormalisasi badan Sungai Cibanten. “Kami sedang menunggu DED (detail enginering design) dari BBWSC 3, nanti tiba pelaksanaannya, kami Pemprov Banten akan mendorong Pemkot Serang untuk melakukan penertiban Daerah Siran Sungai (DAS)) di Cibanten,” papar Andika.
Permohonan do’a kepada para alim ulama juga disampaikan Andika kaitannya dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19. Menurut Andika, pandemi Covid-19 selama 2 tahun terakhir ini sudah menyebabkan terjadinya multi krisis di berbagai bidang mulai dari sosial, ekonomi, hingga pendidikan.
“Selain ekonomi, Pemerintah juga kesulitan, secara sosial masyarakat juga sekarang menjadi susah. Apa-apa dibatasi. Maka, mari kita do’akan agar pandemi Covid-19 segera berakhir,” ujarnya.
Kendatii begitu, lanjut Andika, ada sedikit kabar gembira terkait pandemi Covid-19 yang saat ini memasuki gelombang ketiga dengan keberadaan varian Omicron. Berbeda dengan gelombang pertama dan kedua pandemi Covid-19 dengan varian deltanya. Pandemi saat ini tidak menyebabkan angka keterisian Rumah Sakit dan angka kematian meningkat, meski angka kasusnya sendiri sama-sama meningkat tajam dengan pada saat pandemi Covid-19 gelombang pertama dan kedua. “Jadi, kalau kata epidemiolog, sekarang ini kita sudah memasuki masa endemi atau hidup berdampingan dengan Covid-19,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PBNU, KH. Zulfa Mustofa, yang bertindak sebagai penceramah mengatakan, masyarakat Banten harus bangga dalam tataran beragama Islam mengingat gurunya guru dari ulama-ulama besar di Indonesia, bahkan dunia, adalah orang Banten yaitu Syeh Nawawi Albantani. “Jadi, Banten itu gudangnya, tempatnya ulama. Itu yang harus kita jaga bersama-sama,” katanya.
Reportase : Maman Suherman
Editor In Chief : Hairuzaman