Memotret Belenggu Kehidupan Wartawan

Oleh : HAIRUZAMAN

(Editor In Chief Harianexpose.com dan Deputy Chief Editor Tabloid VISUAL Jakarta)

Judul : Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan
Penulis : Rusdi Mathari
Penerbit : Buku Mojok
Tebal Halaman : 258 Halaman
Tahun Terbit : 2018

Idealisme bagi seorang wartawan dalam mencari, merakit berita dan mewartakannya kepada masyarakat pembaca memang dinilai sulit untuk terbebas dari belenggu kepentingan politik para pemilik modal. Sehingga idealisme dalam kancah jurnallsme itu sulit untuk ditegakkan bagi seorang jurnalis.. Selama ini jurnalis bekerja di bawah bayang-bayang intervensi dan cengkraman kokoh pemilik modal.

Ketika konsentrasi kepemilikan media meningkat, senja kala media cetak hampir tiba. Tsunami hoax dan berita palsu muncul. Gejala ketidak percayaan terhadap media arus utama membesar. Jurnalisme sedang berada dalam episode-episode menegangkan. Di buku ini, Rusdi membaca situasi tersebut dan mengajukan berbagai refleksi serta kritik untuk dunia media dan jurnalisme yang ia geluti lebih dari 25 tahun.

Buku Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan, yang diterbitkan oleh penerbit Buku Mojok, merekam pikiran Cak Rusdi tentang dunia yang ia hidupi dan menghidupinya selama seperempat abad. Kumpulan esainya yang tahun ini telah dicetak ulang untuk kedua kalinya ini dibuka dengan sebuah pengantar manis dari anaknya.

Pada bab pertama, Cak Rusdi banyak menceritakan berbagai kejadian di masa lampau yang ia beri judul “Menjadi Pewarta”. Membaca bagian ini dapat membantu kita memahami kenapa buku ini diberi judul Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan. Karena pada praktiknya tidak ada satu berita pun yang lahir tanpa campur tangan pemilik modal yang memggerakkan usaha media.

Beberapa–yang sekarang justru jumlahnya semakin banyak—justru digerakkan oleh kepentingan politik tertentu. Hal yang melucuti habis konsep ideal sebuah media dan tugas pewarta yang mestinya bebas dari segala kepentingan selain kepentingan lahirnya kejernihan informasi kepada masyarakat.

Pada bab kedua, Cak Rusdi merekam berbagai jenis borok wartawan dan dunia jurnalistik. Pada esai yang berjudul “Wartawan dan Kebohongan” Cak Rusdi mengisahkan kebohongan seorang wartawan. The Washington Post yang menghebohkan seluruh kota akibat cerita fiktifnya. Usut punya usut, cerita tersebut dilahirkan akibat tekanan terus-menerus dari sang redaktur supaya reporternya menghasilkan sesuatu. *”

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top