Kontroversi PPKM Darurat dan Mobilitas TKA Negeri Tirai Bambu

Oleh : HAIRUZAMAN.
(Editor In Chief Harianexpose.com)

 

KEBIJAKAN Pemerintahan Presiden Joko Widodo, terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang saat ini sudah berkali-kali diperpanjang, ternyata membuat kehidupan ekonomi rakyat semakin terpuruk. Pasalnya, berbagai aktifitas rakyat kian dibatasi dengan menerapkan standar protokol kesehatan (Prokes) Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Tak ayal lagi, sehingga berdampak buruk pada kehidupan perekonomian rakyat, terutama bagi kalangan strata menengah ke bawah

Penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) yang digelontorkan oleh pemerintah terhadap strata masyarakat bawah dinilai tidak banyak membantu untuk “menggeliatkan” roda kehidupan ekonomi Keluarga Penerima Manfaat. Faktanya, masyarakat strata bawah masih mengeluh lantaran himpitan ekonomi. Bagi kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), kondisi di masa pandemi Covid-19 sekarang ini membuat roda usahanya kian terpelanting. Bahkan, banyak perusahaan yang terpaksa merumahkan para karyawannya karena tak mampu menggaji mereka.

Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang menerapkan Prokes, ternyata tak banyak membuahkan hasil yang positif dengan himbauan agar masyarakat selalu memakai masker, mencuci tangan, social distancing, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas sosial (5M). Sebab, angka pasien yang terpapar Covid-19 jumlahnya terus mengalami lonjakan. Termasuk pula angka yang meninggal dunia setelah sebelumnya divonis positif sebagai pasien Covid-19 oleh tenaga medis.

Celakanya, di tengah kebuntuan pihak pemerintah untuk menekan angka kematian dan pasien positif terpapar Covid-19 itu, justru mengambil kebijakan PPKM Darurat. Ironisnya, masa PPKM Darurat itu bagai bermain “layang-layang” dengan terus mengulur waktu kebijakan yang tak populis tersebut dan dinilai kontroversial. Pasalnya, di tengah penerapan PPKM Darurat itu, pemerintah justru membuka pintu lebar-lebar bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negeri Tirai Bambu

Mobilitas TKA asal China itu secara bergelombang berdatangan melalui pintu Bandara yang menganga lebar bagi warga asing. Padahal, kebijakan itu menuai protes keras dari masyarakat. Akan tetapi pemerintah tetap saja tak bergeming. Di sisi lain, di dalam negeri barisan pengangguran terus mengalami lonjakan akibat imbas pandemi Covid-19. Tentu saja kebijakan yang dinilai tak populis dengan mendatangkan TKA asal China secara bergelombamg itu mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat.

Padahal jika kita melihat pemerintah Arab Saudi, sejak dua tahun silam, berani mengambil kebijakan yang sangat beresiko tinggi dengan menutup kedatangan jama’ah Umrah dan Haji. Tentu saja pemerintah Arab Saudi harus kehilangan devisa negaranya yang terbilang tidak sedikit jumlahnya dengan menutup pintu bandara rapat-rapat pasca wabah Covid-19 merebak diberbagai negara. Namun, langkah yang diambil oleh pemerintah Arab Saudi itu ternyata dinilai cukup efektif dalam menekan lonjakan angka penyebaran wabah Covid-19 di negaranya. Kendati pemerintah Arab Saudi harus mengambil resiko kehilangan pundi-pundi devisa negara yang angkanya dinilai cukup fantastis.

Kebijakan pemerintah Arab Saudi dengan menutup pintu rapat-rapat bagi warga asing itu, tentu saja sangat berbeda tetbalik dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia. Pemandangan di Bandara Internasional Soekarno Hatta misalnya, para TKA asal China secara bergelombamg terus “membanjiri” Indonesia. Padahal, sejatinya pemerintah Indonesia harus segera menghentikan mobilitas TKA China tersebut di masa penerapan PPKM Darurat sekarang ini.

Seandainya pemerintah Indonesia tidak segera menutup pintu rapat-rapat bandara, kita pun merasa pesimis jika kebijakan pemerintah dengan menerapkan PPKM Darurat sekarang ini akan membuahkan hasil yang cukup menggembirakan guna membendung laju penyebaran wabah Covid-19 di tanah air. Sebab, bagaimana pun juga, pemerintah harus memikirkan dampak penerapan PPKM Darurat yang berimbas buruk terhadap kehidupan perekonomian masyarakat yang semakin terjun bebas.

Kendati demikian, masyarakat tetap berharap agar kondisi perekonomian Indonesia segera pulih seperti sedia kala. Dimana kebijakan pemerintah dengan menerapkan PPKM Darurat sekarang ini bisa membuahkan hasil yang positif. Sehingga masyarakat segera terbebas dari pandemi Covid-19 yang telah dua tahun lamanya menyengsarakan kehidupan rakyat Indonesia. ***

PT. KORAN SINAR PAGI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top